REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dampak musim kemarau mulai dirasakan di DKI Jakarta. Kondisi alam ini mempengaruhi suplai air baku PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) sebagai perusahaan penyedia suplai dan layanan air bersih di DKI Jakarta.
"Kualitas air Kali Krukut yang merupakan salah satu sumber air baku Palyja mulai mengalami penurunan karena musim kemarau. Hal ini akan mengganggu suplai air bersih ke pelanggan," kata Corporate Communications & Social Responsibilities Division Head Palyja Lydia Astriningworo, dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (8/8).
Lydia menjelaskan, sejak awal Agustus, Palyja telah mengindikasi adanya kenaikan konsentrasi ammonium di Instalasi Pengolahan Air (IPA) Cilandak. Jumlahnya sudah melebihi ambang batas maksimum.
Untuk memastikan kualitas air yang tetap memenuhi standard, Palyja akan melakukan penurunan produksi dari 400 liter per detik (Lps) menjadi 250 lps. Ini sesuai dengan kapasitas maksimum ammonium yang dapat diolah oleh IPA Cilandak.
Lydia menyebutkan, ada beberapa area yang akan terdampak kondisi ini. Daerah tersebut antara lain, Karang Anyar, Kartini, Mangga Dua Selatan, Gambir, Petojo Utara, Duri Pulo, Jati Padang, Pasar Minggu, Tanjung Barat, Ragunan, Cilandak Timur, Kebagusan, Pejaten Timur, Pejaten Barat, Kalibata, Gandaria Selatan, Cilandak Barat, Cipete Selatan, Lebak Bulus, Pondok Pinang, Kebayoran Lama Selatan, Gandaria Utara, Cipete Utara, Pulo, Melawai, Pela Mampang, Petogogan, Pancoran, Duren Tiga, Cikoko, Pengadegan, Rawa Jati, dan Bangka.
Palyja menyiagakan armada mobil tanki untuk mengantisipasi keadaan darurat, seperti rumah sakit dan rumah ibadah, untuk memasok air bersih ke beberapa wilayah pelayanan Palyja.
"Saat ini Palyja terus melakukan upaya-upaya pada tahap proses penambahan kadar udara pada air (aerasi) guna mengurangi konsentrasi ammonium di IPA Cilandak," ujar Lydia.