Kamis 09 Aug 2018 17:41 WIB

Pemkab Pangandaran Lestarikan Kaulinan Panggal

Permainan panggal atau gasing menjadi salah satu daya tarik wisata Pangandaran.

 Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata (kiri) dan Wakil Bupati Pangandaran Adang Hadari (kanan) tengah bermain panggal atau gasing dalam ajang adu panggal yang berlangsung di Cagar Alam Pangandaran, belum lama ini.
Foto: Istimewa
Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata (kiri) dan Wakil Bupati Pangandaran Adang Hadari (kanan) tengah bermain panggal atau gasing dalam ajang adu panggal yang berlangsung di Cagar Alam Pangandaran, belum lama ini.

REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Kabupaten Pangandaran selalu ingin terdepan dalam melestarikan kebudayaan Jawa Barat, termasuk kaulinan atau permainan tradisional. Bisa jadi, anak-anak zaman now, tidak mengetahui permainan asli kampung halamannya.

Dalam rangka melestarikan dan mengingatkan generasi muda, Paguyuban Pemandu Wisata Pangandaran (PPWP) dan Pemkab Pangandaran menggelar acara unik, yaitu adu panggal atau gasing di Pangandaran, belum lama ini. Panggal merupakan salah satu permainan tradional yang keberadaannya saat ini hampir punah.

Ajang adu panggal berlangsung di Cagar Alam Pangandaran sehingga sukses menarik antusiasme warga dan wisatawan Pangandaran. Acara dibuka oleh Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata.  Kegiatan dihadiri pula oleh Wakil Bupati Pangandaran Adang Hadari, anggota DPRD Kabupaten Pangandaran Tudi Hermanto, Kepala Perum Perhutani BKPH Pangandaran Asep Fadilah, dan Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Pangandaran Undang Sohbarudin.

Kegiatan tersebut menghadirkan peserta dari 93 desa dan 220 sekolah di Kabupaten Pangandaran. Perlombaan adu panggal ini terbagi menjadi dua Kriteria, yaitu panggal biasa dan panggal kreasi.

Dalam lomba panggal biasa, penilaiannya bergantung pada durasi berputar. Sementara untuk panggal kreasi, juri akan menilai dari sisi bentuk, keseimbangan putaran, jenis bahan, dan keterkaitan bentuk panggal.

Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata mengatakan, saat ini kaulinan panggal sudah banyak ditinggalkan. Pihaknya mengapresiasi PPWP yang berinisiatif menggelar kegiatan tersebut sebagai upaya pelestarian budaya tradisional.

Jeje mengaku tertantang untuk memainkan panggal. Jeje akhirnya sempat menunjukkan kemampuannya dalam memainkan panggal. Aksi Jeje diikuti oleh wakilnya Adang Hadari yang sama-sama tampil piawai memainkan gasing.  

Gasing tersebut dimainkan oleh Jeje, Adang dan puluhan siswa SD dengan cara dilempar secara bersama-sama.Para pelajar SD juga pandai memainkan kaulinan yang terbuat dari kayu itu. ‘’Panggal ini suatu permainan yang unik dan sering saya dan Kang Adang (wabup Pangandaran) mainkan ketika masih duduk di bangku SD maupun SMP,’’ ujar Jeje.

Namun, ungkap dia, saat ini hampir tidak ada anak yang memainkan panggal. Kata Jeje, perkembangan IT telah mengubah tradisi dan kebiasaan anak-anak pada jaman dahulu. Padahal, papar dia, permainan seperti panggal, gatrik dan permainan tradisional lainnya mengandung nilai kekompakan, kebersamaan dan gotong-royong.

Jeje menjelaskan, anak zaman sekarang lebih sibuk dengan permainan internet pada handphone. Oleh karena itu, dirinya bersama Adang Hadari menyempatkan diri untuk hadir dalam acara lomba adu ketangkasan panggal, demi kecintaannya terhadap budaya. ‘’Mari kita bangkitkan lagi tradisi lama untuk kebersamaan dan gotong-royong,’’ tandasnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement