Jumat 10 Aug 2018 19:31 WIB

Diisukan Ganti Sandiaga Uno, Ini Kata Mardani Ali Sera

Belum ada komunikasi dari partai terkait pergantian tersebut.

Rep: Ali Mansur/ Red: Teguh Firmansyah
Politisi PKS, Mardani Ali Sera
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Politisi PKS, Mardani Ali Sera

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno resmi mengundurkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Hal itu resmi diajukan bersamaan dengan penyampaian surat pengunduran dirinya ke DPRD DKI Jakarta.

Salah satu nama yang diisukan menjadi kandidat Sandiaga Uno adalah Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera. Pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno sendiri diusung oleh PKS dan Partai Gerindra pada pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 lalu.

Menanggapi hal itu, Mardani Ali Sera memilih untuk menyerahkan sepenuhnya kepada partai. Mengingat yang memiliki kewenangan adalah pimpinan partai pengusung. Sementara dirinya, kata Mardani, hanya sebagai prajurit partai yang harus melaksanakan keputusan partai. Namun dirinya enggan menyatakan siap, karena takut dirinya tidak mampu.

"Kalau itu (ditunjuk), seperti biasa, sami'na wa atho'na (kami mendengar dan kami taat), kalau pimpinan sudah memutuskan maju ya maju, mundur ya mundur," ungkap Mardani saat dihubungi melalui telepon, Jumat (10/8).

Baca juga, Indef: Capres dan Cawapres Harus Punya Arah Ekonomi Jelas.

Hanya saja saat ini, Mardani mengaku sampai saat ini belum ada komunikasi dari partainya jika bakal menjadi kandidat Sandiaga Uno mendampingi Anies Baswedan. Justru saat ini dirinya sedang fokus sosialisasi gerakan 2019 ganti presiden.

Terakhir iamenghadiri deklarasi gerakan tersebut di Provinsi Banten. "Belum ada (komunikasi), kami masih fokus sosialisasi ganti presiden, sekarang fokus itu dulu," tuturnya.

Sebelumnya, saat didaulat sebagai cawapres pendamping Prabowo Subianto pada pemilihan presiden (Pilpres) 2019, Sandiaga menegaskan akan meletakkan jabatannya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta pendamping Anies Baswedan.

Bahkan Sandiaga juga harus mundur dari Partai Gerindra. Hal itu dilakukan agar majunya Sandiaga sebagai cawapres bisa diterima oleh partai-partai koalisi pengusung, yaitu PKS dan Partai Amanat Nasional (PAN). "Karena beliau pun harus diterima dari partai-partai lain, saya pun meminta beliau untuk mundur dari Partai Gerindra," terang Sandiaga.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement