Ahad 12 Aug 2018 17:00 WIB

Pasien RSUD NTB Trauma Gempa

Sebagian besar pasien kasus bedah tulang dan sebagian besar sudah dioperasi.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Andi Nur Aminah
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Untung Suseno Sutarjo dan Direktur RSUD NTB Lalu Hamzi Fikri di RSUD NTB, Ahad (12/8).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Untung Suseno Sutarjo dan Direktur RSUD NTB Lalu Hamzi Fikri di RSUD NTB, Ahad (12/8).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Direktur RSUD NTB Lalu Hamzi Fikri mengatakan, korban gempa yang dirawat di RSUD NTB sebanyak 399 orang, yang sebagian besar berasal dari Kabupaten Lombok Utara (KLU). Hamzi menyampaikan, dari 399 pasien yang dirawat, 266 di antaranya harus dioperasi karena luka akibat gempa.

"Sebagian besar pasien kasus bedah tulang dan sebagian besar sudah dioperasi," ujarnya saat mendampingi kunjungan Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Untung Suseno Sutarjo, di RSUD NTB, Ahad (12/8).

Hamzi menyampaikan, para pasien sempat kembali menempati ruang perawatan di dalam gedung RSUD pascagempa Ahad (5/8) malam. Namun, gempa susulan yang terjadi pada Kamis (9/8) membuat para pasien kembali dirawat di tenda darurat yang ada di areal parkir RSUD.

"Kemarin sudah masuk pasien, tapi ada gempa lagi turun semua, dan psikologis pasien trauma, mau kembalikan (dalam gedung) pelan-pelan, butuh kesabaran," lanjutnya.

Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan, Untung Suseno Sutarjo yang meninjau sejumlah lokasi di Lombok Utara hingga Mataram mengatakan, banyak fasilitas kesehatan di Lombok Utara yang rusak akibat gempa. "Paling parah di sana (KLU) karena RS enggak berfungsi dan puskesmas juga banyak yang rusak sehingga kita mesti siapkan fasilitas darurat dulu," kata dia.

Ia menyampaikan, yang terpenting saat masa tanggap darurat seperti ini, pasien mendapatkan layanan medis dengan segera dan maksimal. "Yang darurat dulu ditangani, tadi saya sudah mendengar dari PU, mereka akan mendirikan fasilitas darurat untuk puskesmas dan RS di KLU," ucapnya.

Hal ini, kata dia, sangat berguna bagi pelayanan kesehatan warga terdampak gempa yang banyak dirujuk ke Mataram untuk dirawat di RSUD. Ia menambahkan, ketersediaan obat-obatan dan tenaga medis juga masih dalam kategori aman. Dia menyebutkan, proses penanganan kesehatan akan terus dilakukan hingga masa tanggap darurat bencana berakhir. "Nanti pas pasca (tanggap darurat), sudah masuk tahap rehabilitasi, kita akan perbaiki fasilitas kesehatan, apakah RS atau puskesmas sesuai dengan kerusakan apa saja," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement