Senin 13 Aug 2018 12:08 WIB

SMF dan JHF Jepang Kerja Sama Pembiayaan Perumahan

Kerja sama akan berlangsung selama tujuh tahun.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja pembangunan unit rumah di salah satu perumahan di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (7/5).
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Pekerja pembangunan unit rumah di salah satu perumahan di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (7/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF, melakukan penandatanganan kerjasama dengan Japan Housing Finance Agency (JHF), Jepang, di Bidang Pembiayaan Perumahan. Khususnya pengembangan pasar sekunder permbiayaan perumahan pada Senin (13/8) di Jakarta.

Penandatanganan Memorandum of Cooperation (MoC) tersebut dilakukan oleh Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo, dan Presiden JHF, Toshio Kato. Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo mengatakan kerjasama antara SMF dan JHF akan berlangsung selama satu tahun.

Dalam kerjasama tersebut, SMF dan JHF, akan melakukan eksplorasi solusi, dan pertukaran informasi kebijakan. Penelitian ini juga terkait dengan tujuh hal. Pertama, instrumen keuangan yang dapat meningkatkan stabilitas pasar pembiayaan perumahan. Kedua, Efek Beragun Perumahan (MBS) dan instrumen pendanaan lainnya untuk meningkatkan arus dana dari pasar modal ke pasar pembiayaan perumahan.

Ketiga, pemantauan harga perumahan serta implikasinya terhadap pembiayaan perumahan. Keempat, manajemen risiko yang menjamin kesehatan pasar MBS. Kemudian kelima, perbandingan sistem pembiayaan perumahan, dan aktivitas investor termasuk dan tidak terbatas pada strategi bisnis, produk serta sistem hukum di Indonesia dan Jepang.

Keenam, perbandingan identifikasi prospek, hambatan, tantangan dan strategi peningkatan minat investor swasta dan publik di sektor pembiayaan perumahan. Serta ketujuh, pengembangan program pembiayaan bagi pembangunan kembali rumah yang terdampak bencana.

"Kami optimistis ke depannya sinergi ini selain dapat lebih mempererat hubungan kerjasama kedua belah pihak, juga dapat menjadi kontribusi dalam pertumbuhan pasar pembiayaan sekunder -perumahan di masing-masing negara dalam mendukung pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia," ungkap Ananta.

Ananta menambahkan JHF memiliki program pembiayaan perumahan pascabencana yang disebut direct mortgage origination or disaster migration and urban rehabilitation. Program tersebut dimungkinkan dapat menjadi rujukan bagi SMF dalam membantu meringankan beban Pemerintah dalam merevitalisasi pemukiman masyarakat pascabencana alam di Indonesia.

Sepanjang Semester I 2018, SMF telah menyalurkan pinjaman kepada penyalur KPR sebesar Rp 4,3 triliun atau 45,22 persen dari target 2018. Sehingga secara kumulatif total akumulasi dana yang dialirkan dari pasar modal ke sektor pembiayaan perumahan dari 2006 sampai dengan 30 Juni 2018 mencapai Rp 41,97 triliun.

Dana tersebut terdiri dari pembiayaan sebesar Rp 31,82 triliun, dengan NPL nol persen, dan sekuritisasi sebesar Rp 10,15 triliun. Angka tersebut meningkat 28,58 persen dari posisi 30 Juni 2017 sebesar Rp 32,64 triliun. Dana yang telah dialirkan tersebut telah membiayai 721.736 debitur KPR yang tediri dari 70 persen pembiayan dan 30 persen sekuritisasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement