REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF Ulama) Yusuf Martak mengatakan Ijtima GNPF Ulama II akan digelar dalam waktu dekat. Dia mengatakan, ijtima jilid II dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Adha 1439 Hijriyah/2018 dan juga milad Front Pembela Islam (FPI).
"Setelah lebaran (Idul Adha), jadi memang karena masih ada jadwal milad FPI (Front Pembela Islam)," ujar dia kepada Republika.co.id, Rabu (15/8).
Yusuf mengatakan, ijtima kedua nanti akan membahas mengenai capres Prabowo Subianto yang maju tanpa cawapres dari rekomendasi hasil ijtima jilid I. Terkait sikap para peserta mengenai dukungannya terhadap pasangan Prabowo-Sandiaga Salahudin Uno.
"Karena masih sekitar 60 persen yang dilaksanakan (pada ijtima ulama I) sisanya 40 persen disampaikan kembali (pada ijtima ulama II). Baru nanti dari ijtima yg kedua itulah yang memutuskan menerima, menolak, menyetujui, mendukung, dan lain sebagainya," kata Yusuf.
Lanjut dia, GNPF tidak menyatakan abstain di pilpres 2019. Ia mengatakan hasil dari ijtima jilid II nanti bisa mendukung secara maksimal dengan mengerahkan relawan, posko pemenangan, dan logistik pemenangan. Atau hanya mendukung saja dan menjadi pemilih biasa.
"Setelah adanya hasil ijtima ini keluar rekomendasinya itu bisa saja kami menyetujui dan mendukung dan akan bekerja atau kami menyetujui dan mendukung tetapi kami sebagai pemilih biasa atas dasar pribadi. Atau kami abstain ajalah, abstain itu bukan berarti mereka tidak memilih, allahualam pilihannya ke mana," tutur Yusuf
Menurut dia, akan ada beberapa ulama dan tokoh nasional dalam forum ijtima tersebut. Para peserta, ulama, dan tokoh nasional yang hadir ialah mereka yang hadir pada ijtima sebelumnya.
Ijtima GNPF Ulama telah dilakukan pada 27-29 Juli lalu di Jakarta. Ijtima saat itu memutuskan mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) 2019. Selain itu, juga merekomendasikan dua nama sebagai calon wakil presiden (cawapres) pendamping Prabowo yakni Salim Segaf Al-Jufri dan Ustaz Abdul Somad.
Akan tetapi, kedua cawapres tersebut tidak maju mendampingi Prabowo. UAS menolak maju ke Pilpres karena lebih memilih fokus berdakwah. Sedangkan Salim Segaf, namanya tak muncul dalam pembahasan cawapres Prabowo lantaran tidak disepakati parpol koalisi.
GNPF Ulama pun kembali mengajukan usulan dua nama alternatif yaitu Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym, dan Ustaz Arifin Ilham. Prabowo pada Kamis (9/8) malam resmi memilih Sandiaga Salahudin Uno sebagai cawapresnya, dengan dukungan PKS, PAN, dan tentunya Gerindra. Demokrat baru bergabung ke dalam koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga pada Jumat (10/8).