Kamis 16 Aug 2018 04:45 WIB

Kabupaten Bogor Kekeringan

Sudah dua bulan tidak turun hujan.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Ani Nursalikah
Ilustrasi
Foto: Antara/Dhemas Reviyanto
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kepala Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Kabupaten Bogor, Siti Nuranti menjelaskan tentang kekeringan yang terjadi di Kabupaten Bogor. Musim kemarau membuat petani di Jonggol dan Cariu rugi karena sawah kekeringan.

"Persawahan mereka ikut asuransi pertanian. Satu hektare diganti Rp 6 juta," ucap Nuranti, Rabu (15/8).

Dia menambahkan, karena kering dan kena hama, padi  tidak bisa berkembang baik. "Nanti kita pikirkan untuk tanaman padi yang butuh air sedikit," ujarnya.

Nuranti mengatakan akan merapatkan persoalan kekeringan. Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Bogor, Hadi Saputra, menjelaskan sebagian wilayah, terutama Jawa Barat tidak ada hujan untuk saat ini.

"Terlebih daerah Jonggol dan Cariu tidak ada hujan," ucapnya.

Walaupun musim kemarau ada hujan, tapi hujan hanya turun di daerah Gunung Salak, Bogor.  "Wilayah Pantura tidak hujan sama sekali selama dua bulan," katanya.

Hadi memprediksi musim hujan terjadi akhir Oktober sampai awal November. "Nantinya ke wilayah Bogor Barat, Sukabumi, dan Cianjur," ucapnya.

Setelah itu hujan akan merata ke arah selatan dan terakhir wilayah utara Pantura. Berdasarkan catatan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, di wilayah bagian barat bencana kekeringan melanda Kecamatan Ciampea (Desa Ciampea), Cibungbulang (Desa Sukamaju), Cigudeg (Desa Cintamanik dan Desa Cigudeg), Sukajaya (Desa Sukajaya), dan Kecamatan Tenjo (Desa Ciomas dan Desa Tapos).

Sementara wilayah timur, Kecamatan Babakan Madang (Desa Cijayanti), Citereup (Desa Sangkali) dan Kecamatan Klapanunggal. Sedangkan di wilayah utara Kecamatan Rancabungur (Desa Pasir Gaok dan Desa Bantarjaya) juga diserang bencana kekeringan ini.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor, Sumardi mengatakan, jumlah tersebut terhitung dari periode Juli-Agustus 2018. "Secara keseluruhan korban terdampak ada 6.988 KK dengan jumlah jiwa sebanyak 23.284," katanya.

BPBD Kabupaten Bogor, kata dia, sudah mengirimkan pasokan air ke 33 kampung di 12 desa dari sembilan kecamatan yang terdampak kekeringan periode ini. "Kami kirimkan 44 tangki dengan volume air sebanyak 220 ribu liter air," ujar Sumardi.

Bupati Kabupaten Bogor, Nurhayanti mengatakan saat ini pemerintah bekerja sama dengan BPBD untuk mengirim air bersih ke wilayah yang mengalami kekeringan. Dia pun menyatakan nantinya akan secara bertahap membuat irigasi besar dan membantu masyarakat agar tidak kekurangan distribusi air.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement