REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seperti dalam peringatan upacara 17 Agustus tahun lalu, perayaan HUT RI pada tahun ini digelar dengan nuansa serupa. Para tamu undangan di Istana diminta untuk mengenakan busana tradisional berbagai daerah.
Pada upacara peringatan detik-detik proklamasi, sebanyak 6.250 tamu undangan turut hadir. Selain para tamu undangan yang mengenakan pakaian daerah, Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) tampak juga mengenakan berbagai macam pakaian adat nusantara.
Komandan Paspampres Mayjen TNI (Mar) Suhartono mengaku mengenakan pakaian adat asal Padang.
"Ada macam-macam. Mulai dari Padang, ini Padang. Dan grup Betawi, Papua," kata dia di Kompleks Istana Negara, Jumat (17/8).
Kendati mengenakan pakaian adat, ia mengaku tak terganggu saat bertugas mengamankan Kepala Negara.
"Repot sih nggak. Kita cari desain pakaian yang kita tetap bisa bergerak mudah jadi tidak mengganggu pergerakan kita. Kalau ada /emergency, kita bisa manuver dengan cepat," jelasnya.
Selain itu, tampak pula Sekretaris Kabinet Pramono Anung yang mengenakan pakaian adat dari Sikka, Flores. Sedangkan Menkopolhukam Wiranto mengenakan pakaian adat asal Sulawesi Utara.
Berdasarkan pantauan, pintu masuk di depan Istana Negara juga tampak dihiasi oleh berbagai hasil bumi. Seperti padi-padian, jagung, kacang, umbi, labu, terong, dan lainnya. Sedangkan, di samping kiri pintu masuk juga didirikan panggung musik calung Jawa dari Purbalingga, Jawa Tengah.
Kirab bendera telah sampai di Istana Merdeka menggunakan kereta kencana dari Monumen Pancasila pada pukul 08.52 WIB. Selain membawa duplikat bendera pusaka, parade ini juga membawakan teks proklamasi asli.
Pembawa duplikat bendera dilakukan oleh Ruth Cheline, sedangkan pembawa teks proklamasi oleh Fariza Putri.