REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Tim Medis RSUP Dr Sardjito Yogyakarta yang dikirimkan untuk membantu korban gempa Lombok, NTB, sudah kembali ke Yogyakarta. Di sana, mereka menangani sebanyak 115 kasus orthopedi.
‘’Kami berhasil menangani 115 kasus patah tulang dan sekitar 50 kasus di antaranya dilakukan operasi besar di RS Mataram,” kata Ketua Tim Medis RSUP Dr Sardjito, Tejo Rukmoyo, di RSUP Dr Sardjito, Kamis (16/8).
Dari 22 orang tim medis RSUP Dr Sardjito, sesampainya di Lombok dibagi dalam tiga tim. Yakni, pertama, di RSUD Mataram, kedua, di RS Lapangan Tanjung di Lombok Utara, dan Ketiga, tim yang turun ke desa kebetulan ada psikiater dan dokter umum yang memberikan pelayanan berupa penyuluhan dan pengobatan gratis untuk masyarakat yang di pengungsian.
Lebih lanjut Tejo mengungkapkan korban gempa Lombok dibandingkan dengan korban gempa di Yogyakarta, lebih parah di Yogyakarta dan korban pun juga lebih banyak di Yogyakarta. ‘’Kalau di Lombok Utara memang parah, tetapi di daerah lainnya seperti Mataram kebanyakan rumah atau gedung hanya retak-retak."
Ia mengaku di RS Lapangan yang dibangun oleh TNI, tim dari RSUP Dr Sardjito hanya menangani kasus emergensi seperti patah tulang ringan, ditarik, dijahit, dan dicuci. Sedangkan kasus yang berat langsung dirujuk ke RS Mataram.
Kebetulan di RSUD Mataram dibuat delapan kamar operasi dan dua kamar operasi di antaranya untuk tim medis dari RSUP Dr Sardjito. Tim medis pun berhasil melakukan operasi besar sekitar 50 orang.
"Karena obat-obatan dan peralatan yang dibawa oleh RSUP Dr Sardjito termasuk lengkap, maka sering dimintai oleh tim lain,’’kata Tejo.
Sistemnya rujukan, lanjut dia, yakni apabila tim dari RSUP Dr Sardjito yang turun ke desa menemukan kasus patah tulang misalnya, langsung dirujuk ke RS Lapangan di Lombok utara. Namun apabila kasusnya harus operasi besar, pasien langsung dibawa ke RS Mataram.
Menurut Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito, Banu Hermawan, tim medis yang dikirim ke Lombok termasuk yang bekerja optimal dengan peralatan dan perlengkapan yang lengkap. Bahkan sampai saat ini ada peralatan dari RSUP Dr Sardjito yang ditinggal di sana karena rumah sakit banyak yang lumpuh.
Setelah tim medis yang pertama dikirim, RSUP Dr Sardjito akan mengirimkan tim lagi bila ada permintaan. ‘’Kami menunggu dari tim krisis center di Lombok, karena mereka yang mengatur,’’ kata Banu.