Sabtu 18 Aug 2018 12:21 WIB

Pengendalian Impor, Proyek Kementerian PUPR Aman

Sebagian besar proyek PUPR menggunakan komponen dalam negeri.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Suasana infrastruktur jalur layang Mass Rapid Transit Fase I Lebak Bulus-Bundaran HI di Jakarta Selatan, Kamis (26/7).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Suasana infrastruktur jalur layang Mass Rapid Transit Fase I Lebak Bulus-Bundaran HI di Jakarta Selatan, Kamis (26/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Stastistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia pada Juli 2018 meningkat 62,17 persen dibandingkan Juni 2018 menjadi 18,27 miliar dolar AS. Hal ini berakibat pada defisit neraca perdagangan sebesar 2,03 miliar dolar AS.

Karena defisit tersebut, pemerintah berencana akan mengerem proyek infrastruktur yang banyak menggunakan produk impor untuk menjaga neraca perdagangan. Namun, tampaknya proyek yang berada di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) masih aman. 

"Sampai sekarang tidak ada proyek yang terdampak (penundaan pembangunan infrastruktur)," kata Sekretaris Jenderal Kementerian PUPR Anita Firmanti kepada Republika.co.id, Jumat (17/8). 

Anita menjelaskan hal itu karena tingkat komponen dalam negeri (TKDN) yang ada di dalam proyek yang dibangun Kementerian PUPR cukup banyak. Dia mengatakan, TKDN proyek-proyek Kementerian PUPR mencapai lebih dari 80 persen sehingga dinilai minim komponen impornya. 

Sementara itu, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono juga menegaskan tidak ada proyek yang pembangunannya ditunda. Basuki mengatkan TKDN proyek Kementerian PUPR sangat tinggi, kecuali komponen bangunan yaitu aspal. 

Saat ini, aspal masih diimpor karena produksi dari Indonesia masih kurang. "Tapi lainnya seperti baja kita sudah dari sini, semen juga sudah dari sini, kebanyakan sudah sudah produksi dalam negeri," ujar Basuki di Gedung DPR usai menghadiri pidato nota keuangan dan Rancangan Anggaran Pendapatan danBelanja Negara (RAPBN) 2019 Presiden Joko Widodo kemarin (16/8). 

Untuk itu, Basuki memastikan tidak ada perintah untuk menghentikan dan menyisir proyek yang tengah dibangun Kementerian PUPR. Dengan begitu, Basuki menegaskan semua proyek di bawah Kementerian PUPR masih terus berjalan. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement