REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Amanat Nasional (PAN) tetap optimistis pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno meraih suara maksimal pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. PAN justru akan menjadikan hasil survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) untuk bekerja lebih keras.
Hasil survei LSI Denny JA itu menunjukan elektabilitas pasangan capres-cawapres Prabowo-Sandi masih tertinggal jauh. Prabowo-Sandi memiliki tingkat keterpilihan 29,5 persen sedangkan pasangan capres pejawat Jokowi-Ma'ruf Amin memiliki elektabilitas 52,2 persen.
“Kami nggak berkecil hati dengan hasil survei LSI. Saya pikir hasil itu jadi angka acuan kami untuk memacu diri lebih besar dan lebih kuat lagi,” ujar Sekretaris Jenderal PAN Eddy Suparno di Kantor DPP PAN, Jalan Senopati, Jakarta, Rabu (22/8).
Baca Juga: Peneliti: Kaum Terpelajar Mampu Giring Opini Publik
Menurut Eddy, keyakinan PAN didasari Pilkada DKI 2017 di mana pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno tidak berpeluang menang Pilkada. Hal itu karena hasil berbagai lembaga survei menempatkan pasangan tersebut paling rendah dari dua pasangan calon lainnya.
Saat pemilihan, Eddy mengatakan, justru Anies-Sandi yang terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Karena itu, ia pun optimistis Prabowo-Sandi bisa mengejar elektabilitas Jokowi-Ma’ruf dalam waktu kurang lebih tujuh bulan.
“Kami lihat akan banyak perubahan yang kami ciptakan ke depannya," ujarnya.
Eddy menyebut PAN meyakini gagasan dan visi misi yang akan diusung Prabowo-Sandi akan menentukan hal tersebut. Saat ini, visi misi yang akan diusung pasangan Prabowo-Sandi sedang diramu secara matang.