Jumat 24 Aug 2018 12:06 WIB

Kerugian Ekonomi Akibat Cacat Rubella Rp 300 juta per Anak

Nilai itu belum termasuk perawatan seumur hidup yang harus dijalani.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah siswa melihat petugas kesehatan mengisi jarum suntik dengan vaksin Measles Rubella (MR) di SDN 1 Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (4/8).
Foto: Antara/Rahmad
Sejumlah siswa melihat petugas kesehatan mengisi jarum suntik dengan vaksin Measles Rubella (MR) di SDN 1 Lhokseumawe, Aceh, Sabtu (4/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penyakit Rubella atau campak Jerman pada anak-anak biasanya hanya menimbulkan gejala yang cenderung ringan seperti timbulnya bercak merah dan demam yang tidak begitu tinggi. Akan tetapi, penyakit Rubella yang ditularkan kepada ibu hamil dapat membuat bayi dalam kandungan berisiko 90 persen terkena sindrom rubella kongenital.

Bayi yang dilahirkan dengan sindrom rubella kongenital akan mengalami suatu kelainan, mulai dari katarak atau kekeruhan lensa mata, penyakit jantung bawaan hingga gangguan pendengaran. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengungkapkan gejala tersering dari sindrom rubella kongenital adalah gangguan pendengaran.

Kelainan akibat infeksi rubella ini tak hanya memberikan dampak bagi kesehatan tetapi juga dampak secara ekonomi. Perawatan untuk bayi yang mengalami kelainan akibat sindrom rubella kongenital membutuhkan biaya yang tidak sedikit, misalnya untuk biaya pemasangan alat bantu seperti implan koklea atau untuk biaya operasi jantung.

Baca juga, MUI Dorong Masyarakat Manfaatkan Vaksin MR

"Satu anak bisa habiskan Rp 300-400 juta untuk perawatannya saja, belum untuk perawatan dia sampai seumur hidup," terang Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Aman Bhakti Pulungan SpA(K) FAAP, di Kementerian Kesehatan RI.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan RI. Dalam pernyataan resminya, diungkapkan pengobatan untuk satu orang anak penderita sindrom rubella kongenital adalah sekitar Rp 395 juta untuk perwatan seperti penanaman koklea di telinga, operasi jantung ataupun mata. Setelah itu, akan ada biaya tambahan yang tetap dibutuhkan untuk perawatan kecacatan anak seumur hidupnya.

Sebagai contoh, ibu dari pasien sindrom rubella kongenital berinisial Yn mengungkapkan biaya yang harus ia keluarkan hingga anaknya berusia 8 tahun mencapai Rp 618 juta. Biaya ini termasuk Rp 370 juta untuk pemasangan implan koklea, Rp 22 juta untuk operasi katarak sedangkan Rp 74 juta untuk biaya terapi bicara.

Baca juga, Kemenkes Tunggu Bio Farma Produksi Vaksin Halal

Ibu dari pasien sindrom rubella kongenital lain berinisial GM mengatakan biaya yang dibutuhkan untuk pemasangan alat bantu bagi anaknya mencapai Rp 327 juta. Selain itu, biaya cek kesehatan mencapai Rp 34 juta dan biaya rehabilitasi mencapai Rp 2,6 juta per bulan.

Tak berhenti di situ, penyakit Rubella juga dapat menyebabkan kerugian makro ekonomi. Kerugian makro ekonomi yang ditimbulkan penyakit Rubella atau MR selama lima tahun terakhir mencapai Rp 5,7 triliun.

Kerugian-kerugian ekonomi yang harus dihadapi tiap keluarga penderita sindrom rubella kongenital maupun negara ini pada dasarnya bisa dicegah dengan efektif melalui imunisasi MR. Selain efektif, imunisasi MR juga hanya membutuhkan biaya sekitar Rp 29 ribu per anak. Selain itu, imunisasi MR juga diberikan secara gratis kepada anak-anak melalui program pemerintah.

"Tentu kita tidak ingin kan ada anak Indonesia yang harus menderita dan menjadi beban keluarga dan negara di masa depannya. Untuk itu, negara berkewajiban hadir untuk melindungi mereka dari ancaman penyakit berbahaya," ungkap Menteri Kesehatan RI Nila Djuwita Faried Anfasa Moeloek. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement