Senin 27 Aug 2018 14:30 WIB

Kubu Jokowi: Gerakan #2019GantiPresiden Cederai Demokrasi

Sekjen PDIP menilai gerakan itu tak tepat dengan budaya Indonesia.

Rep: sri handayani/bayu adji/ Red: Muhammad Hafil
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto bersama Sekjen Partai Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Jokowi-Maruf di Media Center, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, Ahad (19/8).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto bersama Sekjen Partai Koalisi Indonesia Kerja (KIK) Jokowi-Maruf di Media Center, Jalan Cemara, Menteng, Jakarta, Ahad (19/8).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Sekeretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menilai maraknya deklarasi gerakan #2019GantiPresiden mencederai nilai-nilai demokrasi. Menurut dia, berdasarkan konstitusi Presiden Indonesia harus dijaga hingga jabatannya berakhir yaitu lima tahun masa jabatan.

Ia mengatakan, masyarakat harus mematuhi aturan yang berlaku dalam berdemokrasi. Karena itu, harus dibedakan antara penegakan hukum dengan kebebasan berserikat dan berkumpul.

"Ya (mencederai demokrasi). Bukan demokrasi dengan segala cara, bukan demokrasi dengan menciptakan dirinya sebagai korban," kata dia di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (27/8).

Hasto menambahkan, tindakkan aparat kepolisian untuk tidak mengizinkan deklarasi gerakan #2019GantiPresiden sudahlah tepat. Pasalnya, Presiden merupakan lambang negara.