REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya melalui Dinas Lingkungan Hidup meniadakan sementara kegiatan Car Free Day (CFD) pada Ahad (26/8). Peniadaan kegiatan ini, dikarenakan Pemkot Surabaya ingin melakukan evaluasi internal, terkait kegiatan CFD yang sudah berjalan sekitar 10 tahun.
Kasi Peningkatan Kualitas dan Penyuluhan Lingkungan Hidup Kota Surabaya, Dyan Prasetyaningtyas mengungkapkan beberapa item yang akan dievaluasi terkait penyelenggaraan CFD tersebut. Diantaranya terkait pengaruhnya pada peningkatan kualitas udara di Surabaya, pengaturan event serta pedagang di sepanjang jalur CFD, dan pengaturan-pengaturan lainnya.
“Seperti pelarangan membawa hewan, penyebaran brosur juga perlu untuk dilakukan evaluasi,” ujar Dyan di Surabaya, Ahad (26/8).
Menurut Dyan, sebenarnya Dinas Lingkungan Hidup secara berkala telah melakukan evaluasi atau kajian terkait kegiatan CFD. Namun yang terbaru evaluasi tersebut juga dilakukan terkait dengan beberapa lokasi yang dirasa kurang mendapat respons dari masyarakat.
“Bahasan kajian terkait perkembangan di beberapa titik CFD seperti kawasan Kembang Jepun dan jalan MERR yang sepi peminat,” ujar Dyan.
Dyan berharap, hasil kajian ini dapat dimanfaatkan Pemkot Surabaya untuk semakin mengoptimalkan kegiatan CFD. Dia juga berhatap evaluasi yang dilakukan dapat semakin mempertajam pemahaman masyarakat tentang pentingnya peningkatan kualitas udara lingkungan hidup, salah satunya melalui kegiatan CFD.
“CFD itu kan memang media untuk mengajak masyarakat peduli dengan lingkungan,” kata Dia.
Terkait peniadaan Car Free Day tersebut, Dyan menhaku, Pemkot sudah melakukan pemberitahuan kepada Tim CFD Pemkot Surabaya. Pemkot Surabaya juga telah menyampaikan surat ke penyelenggara event pada CFD, serta melakukan sosialisasi ke masyarakat melalui kecamatan, kelurahan, maupun sosial media.
"Ini dilakukan agar informasi terkait peniadaan sementara CFD tersebut segera diketahui oleh masyarakat,” kata Dyan.