Selasa 28 Aug 2018 13:43 WIB

Seorang Ustaz di Cianjur Dianiaya Orang tak Dikenal

Polisi telah mendatangi lokasi kejadian dan mengusut penganiayaan ini.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Muhammad Hafil
Penganiayaan (Ilustrasi)
Penganiayaan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR--Kasus penganiayaan menimpa seorang ustaz dan tokoh pesantren di Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Senin (27/8) subuh. Korban diserang oleh dua orang pelaku tidak dikenal ketika akan melaksanakan shalat subuh.

Ustaz tersebut adalah Salman Al Farisi (35 tahun) yang juga pimpinan Ponpes Al Mu'min Ciwalen, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur. Penyerangan terhadap korban diduga terjadi sekitar pukul 04.40 WIB atau menjelang pelaksanaan shalat subuh.

Korban ustaz Salman mendapatkan serangan dengan benda tumpul sehingga mengalami luka pada bagian kepala. Setelah dipukul keda orang pelaku yang menggnakan topeng tersebut ustadz Salman terjatuh ke tanah.

"Kejadiannya persis ketika saya akan ke masjid untuk shalat subuh,’’ terang Salman kepada wartawan Selasa (28/8). Lokasi masjid tidak terlalu jauh dari rumahnya sekitar beberapa meter.

Salman mengatakan, sebelum ke masjid ia berencana membangunkan pra santri untuk shalat subuh. Namun ketika berada di gang yang mengarah ke tempat santri ada seseorang yang memukulna dari arah belakang dengan menggunakan balok kayu.

Diduga kata Salman, kedua orang pelaku tersebut sudah sejak lama menunggunya. Setelah dipukul dan terjatuh ia tetap dipukul oleh pelaku. Selanjutnya Salman berteriak meminta tolong dan berupaya melawan sebisanya.

Selang beberapa saat kemudian kata Salman, para santri keluar pondok dan memberikn pertolongan. Sementara kedua orang pelaku langsung melarikan diri.

Salman mengaku tidak bisa mengenali kedua orang pelaku karena menggunakan penutup muka atau topeng. Terlebih kondisi pada waktu kejadian masih gelap.

Menurut Salman, selama ini ia tidak mengalami masalah dengan siapapun di wilayah tersebut. Namun pada beberapa waktu lalu pesantrennya kedatangan tamu dari negara timur tengah.

Di mana terang Salman, mereka berniat untuk memperbaiki masjid di pesantren yang dinilai sudah mulai rusak. Rencana bantuan ini pun disampaikan kepada warga di sekitar pesantren. Bahkan pembangunan ini disepakati oleh warga dalam forum musyawarah.

Dalam perjalannya ungkap Salman, pihak yang membantu dari timur tengah memilih satu kontraktor untuk membangun masjid. Hal ini dikarenakan bantuan dari mereka bukan dalam bentuk uang hanya sebatas penyediaan kontraktor dan pegawai.

Pada saat kontraktor dan pekerja datang tanpa diduga sebagian warga atau oknum menolak mereka bekerja. Diduga hal ini menjadi permasalahan sehingga perbaikan masjid pun belum bisa dilakukan.

Salman berharap para pelaku penganiayaan terhadapnya bisa segera terungkap. Langkah ini diperlukan agar kekerasan serupa tidak terulang kembali.

Kasatreskrim Polres Cianjur, AKP Achmad Gunawan mengatakan, polisi sudah mendatangi lokasi penganiayaan terhadap pemuka agama tersebut. "Kami sudah membentuk tim untuk mengejar pelaku penganiyaan,’’ imbuh dia.

Caranya ungkap Achmad dengan meminta keterangan para saksi yang mengetahui kejadian tersebut. Targetnya para pelaku bisa segera ditangkap untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement