REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Java Summer Camp memang tidak cuma diisi kegiatan-kegiatan di tenda. Memasuki hari terakhir, mereka dikenalkan dengan wisata-wisata yang ada di Kabupaten Sleman, DIY, dengan mengunjungi Desa Wisata Gamplong dan Lava Bantal.
Desa Wisata Gamplong sendiri berada di Desa Sumberrahayu, Kecamatan Moyudan, Sleman. Perjalanan menuju daerah paling barat di Sleman ini ditempuh dengan waktu sekitar 90 menit.
Setibanya di sana, mereka mendapatkan kesempatan untuk melakukan eksplorasi di Studio Alam Gamplong. Mereka berkeliling bangunan-bangunan yang sempat menjadi lokasi syuting film Sultan Agung dan Bumi Manusia tersebut.
Selanjutnya, mereka diajak mengunjungi sentra kerajinan tenun, bambu, mendong, dan lidi yang ada di sana. Selain melihat proses pembuatan tenun lurik dan kerajinan bambu, mereka dipersilakan merasakan sensasi menenun.
Tentu, menenun menggunakan alat tenun asli, bukan mesin. Mereka turut diajak membuat kerajinan bambu sederhana untuk dijadikan sebagai kenang-kenangan dari Java Summer Camp kali ini.
Kesempatan itu tentu tidak dilewatkan para peserta yang sebagian besar berasal dari luar DIY. Petualangan berlanjut, dari barat mereka diajak ke sisi timur Sleman.
Mereka berkesempatan mengunjungi destinasi wisata Lava Bantal. Terletak di Deesa Kalitirto, Kecamatan Berbah, destinasi ini memang baru diresmikan 2016 lalu sebagai salah satu geoheritage di Sleman.
Kedatangan mereka disambut Tarian Kubro yang dibawakan Grup Mawar Agung Budoyo dari Kebon Agung, Desa Tridadi, Kecamatan Sleman. Mereka turut diajak menari dengan penari-penari Kubro.
Sambil menikmati makan siang dan suasana alam khas Sleman, mereka mendapatkan informasi terkait sejarah Lava Bantal. Dalam kesempatan ini, dosen Teknik Geologi UPN Yogyakarta, Achmad Subandrio, yang bertugas memberi paparan.
"Keberadaan Lava Bantal yang bersuia kurang lebih 30 juta tahun lalu ini, tidak lepas dari sejarah terbentuknya Pulau Jawa," kata Subandrio.
Ia menjelaskan, formasi batuan yang ada dinamakan Lava Bantal lantaran lava yang berasal dari gunung berapi kala itu, mengalami kontak langsung dengan air laut yang dingin. Sehingga, mineralnya membentuk geometri mirip tumpukan bantal.
Tahun ini, Lava Bantal menjadi salah satu nominasi Destinasi Wisata Baru Terppuler versi Anugerah Pesona Indonesia. Melalui kunjungan ini, diharap eksistensi Lava Bantal semakin terangkat.