Kamis 19 Apr 2012 16:42 WIB

UN SMA 2012 tak Ada Kebocoran Soal

Rep: Indah Wulandari/ Red: Djibril Muhammad
Daftar peserta ujian nasional
Foto: Berita Daerah
Daftar peserta ujian nasional

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Ujian Nasional (UN) SMA 2012 menyisakan tiga bahan evaluasi. Salah satunya verifikasi lapangan jika tersebar isu kebocoran soal. Hasil evaluasi sementara terdapat beberapa hal utama yang menjadi bahan evaluasi untuk pelaksanaan UN tahun depan. Terutama terkait pencetakan soal.

"Percetakan sudah memenuhi standar security printing. Namun dalam pengepakan soal masih terjadi kesalahan. Sehingga di beberapa daerah terjadi kasus tertukarnya soal," Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Aman Wirakartakusumah, Kamis (19/4).

Kekurangan soal itu, ungkap Aman, akhirnya bisa diatasi dengan memfotokopinya dengan pengawalan yang ketat. Salah satu fokus utama evaluasi juga terkait kekurangan serta soal yang tertukar.

Selain itu, Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) juga menjadi sorotan. Dia mendapati LJUN dengan kualitas kertas tidak sesuai sehingga tidak dapat terbaca alat pemindai. "Ada LJUN yang tidak bisa dibaca alat pemindai. Namun kami bantu agar para siswa tidak merasa dirugikan," jelasnya. Cara yang ditempuh dengan menyalin jawaban yang sudah mereka isi ke LJUN yang pasti terbaca mesin pemindai.

Penggunaan kaset untuk materi listening UN bahasa Inggris juga dianggap sudah konvensional. Kendala lainnya, di beberapa tempat pelaksanaan UN sangat sulit untuk menemukan alat pemutar kaset. Sehingga harus dicari alternatif yang lebih fleksibel.

Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemendikbud Ibnu Hamad menegaskan di sisi kedisplinan ataupun isu kebocoran soal tidak ada yang dipermasalahkan. "UN kali ini dikesankan banyak kebocoran. Tapi setelah verifikasi di lapangan itu tak terjadi," jelasnya.

Setelah merebak kabar kebocoran soal di beberapa tempat, tim yang diketuai Inspektorat Jenderal Kemendikbud, Haryono Umar langsung mengecek ke Banyuwangi, Bengkulu dan beberapa tempat lainnya. Ternyata ditemukan fakta jika aksi itu berniat menipu siswa.

"Kesimpulannya, fakta di lapangan menyebutkan tak ada penyimpangan dan belum perlu ada yang diperbaiki," tegas Ibnu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement