REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pilihan pada jurusan dengan tingkat persaingan tidak terlalu ketat akan memperbesar peluang diterima di Institut Pertanian Bogor, kata Siti Nuryati, dari Bidang Humas dan Protokol Sekretaris Eksekutif IPB.
"Banyak kasus terjadi di mana pelajar yang dinilai pintar tidak bisa diterima IPB karena (hanya) salah strategi," katanya di Bogor, Jawa Barat, Kamis.
Ia menjelaskan, kiat tersebut disampaikan saat menjadi narasumber ketika memberikan pemaparan kepada rombongan pelajar dan guru SMAN 1 Dukupuntang, Kabupaten Cirebon saat berkunjung ke Kampus Dramaga.
Menurut dia, pada sesi tanya jawab, seorang siswi SMAN 1 Dukupuntang Zaiqah Silvia menanyakan jurusan apa yang paling unggul dan jurusan apa yang paling kurang diminati siswa.
Atas pertanyaan itu, ia menjelaskan bahwa sebuah jurusan yang dianggap paling favorit atau paling banyak diminati, bukan berarti jurusan tersebut tidak unggul.
"Karena seluruh jurusan yang ada di IPB unggul dan berkualitas. Kalau tidak unggul pasti sudah ditutup sejak lama," katanya.
Untuk itu, ia menyarankan kepada pelajar tingkat akhir SLTA yang ingin masuk IPB dapat menggunakan strategi memilih pada jurusan dengan tingkat persaingan tidak terlalu ketat itu.
Sementara itu, Wakil Kepala Sekolah Kesiswaan SMAN 1 Dukupantang M Rosyidi mengatakan kunjungannya ke IPB untuk mendapatkan informasi tentang jalur masuk dan profil fakultas atau departemen.
Ia membawa sebanyak 200 pelajar kelas XI didampingi 11 orang guru dan berharap mendapatkan informasi tentang berbagai hal seperti jalur masuk, profil fakultas dan departemen.
"Paling tidak dengan informasi yang didapar mengurangi kegagalan siswa kami yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi di IPB," katanya.
Rosyidi merujuk pada ilmuwan Albert Einstein yang menyatakan bahwa orang yang tidak pernah gagal adalah orang yang tidak mau belajar.
"Sehingga pembelajaran seharusnya dilakukan seumur hidup," katanya.