Jumat 06 Mar 2015 11:37 WIB

Rektor IAIN Padang Minta Wapres Ubah Status Kampus

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Indah Wulandari
IAIN Imam Bonjol yang rusak parah akibat gempa Padang 2009
Foto: Wordpress
IAIN Imam Bonjol yang rusak parah akibat gempa Padang 2009

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Institut Agama Islam Negeri Padang akan beralih status menjadi Universitas Islam Negeri Padang. Usulan peralihan status ini disampaikan oleh Rektor IAIN Imam Bonjol Padang Prof Makmur Syarif kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla.

"Kami dari ilmuwan Padang ingin beralih status dari Institut Agama Islam Negeri ke Universitas Islam Negeri Padang. Kami minta Pak Wapres agar proses perubahan status jadi universitas ini segera terwujud," kata Makmur di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jumat (6/3).

Usulan ini, kata dia, saat ini tengah diproses di Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Kemudian, akan ditindaklanjuti ke Bappenas.

Wapres pun, lanjut Makmur, akan memberikan dukungannya untuk merubah status IAIN menjadi Universitas. Menurut Kalla, kata Makmur, sudah sewajarnya Sumatera Barat memiliki universitas.

Sebab, terdapat banyak tokoh yang juga berasal dari Sumatera Barat. Usulan peralihan status ini disampaikan lantaran membludaknya minat mahasiswa yang mendaftarkan diri masuk ke IAIN.

"Nggak tertampung. Kemarin 9.850 orang, daya tampung kami 2.600 orang sehingga kami dapat bantuan dana dari suku haji sekitar Rp 4,2 miliar untuk kampus baru," kata dia.

Makmur mengatakan, untuk menjadikan IAIN menjadi Universitas, pihaknya telah mempersiapkan 63 hektar lahan di Sungai Bange guna pembangunan dan perluasan gedung kampus.

"Yang ada dua kampus, di Jalan Sudirman untuk S2 dan S3, lalu Jalan Maminus untuk S1 semua, untuk itu kita siapkan kampus baru," jelas Makmur.

Saat ini, IAIN hanya menyediakan lima fakultas agama. Oleh karena itu, sejumlah prodi umum seperti psikologi dan ekonomi pun rencananya akan segera dibuka.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement