REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Brawijaya sedang mempersiapkan diri untuk mengekspor alat penguji diabetes mellitus (DM Kit) dan alat kontrasepsi. Rektor Universitas Brawijaya M. Bisri mengungkapkan negara yang menjadi tujuan ekspor adalah Tunisia.
Para peneliti dari Universitas Brawijaya berhasil mengembangkan diagnostic kit yang dapat digunakan sebagai deteksi dini diabetes mellitus. Kit Diagnostik GAD65 adalah alat penguji singkat untuk mendeteksi diabetes mellitus tipe 1 dan 1,5. Setelah melewati penelitian dan percobaan selama dua puluh tahun, diagnostic kit ini siap diproduksi mulai tahun depan. Keseriusan Universitas Brawijaya memproduksi DM Kit, lanjutnya, ditunjukkan dengan investasi alat yang harganya mencapai Rp 20 miliar.
Menurut Bisri, pihak universitas sedang menyiapkan perizinan karena perguruan tinggi tidak boleh memiliki perusahaan atau yayasan. "Kita coba dalam bentuk koperasi dan sekarang sedang dalam proses izin mencapai 90 persen," kata Bisri pada Selasa (13/13) di Malang.
Untuk memproduksi dan memasarkan DM Kit serta alat kontrasepsi, Universitas Brawijaya telah menggandeng BUMN yang bergerak di bidang kesehatan yakni PT Biofarma (Persero). Bisri mengatakan saat ini yang siap diproduksi adalah alat uji cepat DM. "Untuk alat kontrasepsi masih diuji coba terus, sekarang kita konsentrasi ke alat uji diabetes dulu targetnya bisa launching Februari tahun depan," kata pria berlatar belakang pendidikan teknik tersebut.