Ahad 07 May 2017 21:05 WIB

Mayoritas Perguruan Tinggi Masih Terakreditasi C

Rep: Kabul Astuti/ Red: Esthi Maharani
Perguruan Tinggi - ilustrasi
Foto: blogspot.com
Perguruan Tinggi - ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mutu perguruan tinggi dan program studi di Indonesia belum berada dalam kondisi ideal. Disparitas mutu pendidikan tinggi bisa dilihat dari hasil akreditasi perguruan tinggi dan program studinya. Dari 4472 perguruan tinggi di Indonesia, saat ini baru 50 perguruan tinggi yang memiliki akreditasi A.

Direktur Penjaminan Mutu Ditjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Aris Junaidi menyampaikan berdasarkan Data PDDikti per 11 Maret 2017, saat ini terdapat 124 Perguruan Tinggi (PT) Negeri, 3127 Perguruan Tinggi Swasta, 175 PT Kementerian/Lembaga, 968 PTAS, dan 78 PTAN.

Dari jumlah tersebut, data BAN-PT menunjukkan hanya 1131 yang terakreditasi. Sebanyak 50 PT mempunyai akreditasi A (4 persen), 345 PT berakreditasi B (31 persen), 736 PT berakreditasi C (65 persen), sedangkan sisanya 3340 PT belum terakreditasi.

Sementara itu, Aris mengungkapkan, data PDDikti 4 Mei 2017 menunjukkan terdapat 26.672 prodi di seluruh perguruan tinggi di Indonesia. Program studi yang terakreditasi A baru berjumlah 2.512 prodi, atau setara 12 persen dari 20.254 prodi yang ada di Indonesia. Prodi yang terakreditasi B sebanyak 9922 (49 persen), dan terakreditasi C sebanyak 7820 (39 persen). Ada lebih dari 5000 prodi yang tidak terakreditasi BAN-PT.

"Kita punya populasi yang cukup besar, tapi disparitas kualitasnya masih sangat tinggi. Mayoritas perguruan tinggi kita masih C," imbuh Aris Junaidi kepada Republika. Yang terakreditasi internasional masih perguruan tinggi-perguruan tinggi top ten saja, dan hanya 3 universitas yang masuk ranking 500 besar dunia.

Aris mengatakan akreditasi masih menjadi indikator utama kualitas perguruan tinggi di Indonesia. Profil perguruan tinggi yang mayoritas masih terakreditasi C, menurut Aris menunjukkan bahwa mutu sebagian besar PT dan prodi masih memprihatinkan sehingga perlu penanganan serius. Pihaknya mendorong agar PT berpacu sehingga minimal mayoritas perguruan tinggi terakreditasi B.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement