Kamis 04 Apr 2019 11:03 WIB

Sarwono: Mahasiswa Perlu Terlibat Merawat Keberagaman

PMB memiliki karakter kolektif mengutamakan keberagaman.

Red: Agus Yulianto
Perhimpunan Mahasiswa Bandung (PMB) Angkatan 1969 mengadakan diskusi terbuka menyambut Golden Jubilee, Rabu (3/4). Diskusi ini menghadirkan mantan menteri Sarwono Kusumaatmadja.
Foto: Foto: Dokumentasi PMB
Perhimpunan Mahasiswa Bandung (PMB) Angkatan 1969 mengadakan diskusi terbuka menyambut Golden Jubilee, Rabu (3/4). Diskusi ini menghadirkan mantan menteri Sarwono Kusumaatmadja.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keberagaman, menurut Sarwono Kusumaatmadja, memiliki relevansi bagi keberadaan organisasi mahasiswa. Saat ini, Indonesia sedang mendapat gangguan maraknya intoleransi. "Indonesia memerlukan energi positif dan mahasiswa bisa mengambil peran di sini," ujar Sarwono di hadapan sekitar 100 anggota PMB di Ruang Gibraltar Menara 165, Jakarta, Rabu (3/4)

Dalam diskusi terbuka menyambut Golden Jubilee Perhimpunan Mahasiswa Bandung (PMB) Angkatan 1969, Rabu (3/4), usulan Sarwono itu muncul agar mahasiswa ikut bersama-sama menjaga cita-cita kemerdekaan Indonesia. Mantan menteri yang juga anggota PMB Angkatan 1963 itu menyebut, energi negatif banyak muncul akhir-akhir ini yang mengganggu kehidupan berbangsa dan bernegara. Maka, organisasi mahasiswa perlu mencari relevansi keberadaannya dengan dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini.

Dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Sarwono mengakui, perkembangan teknologi informasi telah membuat individu bisa membuat jejaring melaui media sosial. Berorganisasi, kata dia, berarti membangun jejaring di antara orang-orang yang memiliki energi positif. Jejaring itu bisa berguna sepanjang masa. 

Jejaring itu bisa berumur panjang, kata Iwan Abdurrahman, karena ada ikatan emosional yang terbentuk dalam pergaulan secara fisik di organisasi. Anggota PMB Angkatan 1965 ini mengingatkan, perlunya menjaga jejaring agar individu-individu bisa memainkan perannya seperti yang telah digariskan oleh Sang Pencipta.

Individu-individu dengan energi positif itu perlu bersatu dalam jejaring itu. "Networking energi positif yang dibangun akan tetap berguna di masa datang," ujar pencipta lagu "Melati dari Jayagiri" itu.

Terkait dengan keberagaman, Sarwono seperti hendak menegaskan bahwa PMB memiliki karakter kolektif mengutamakan keberagaman. Keberagaman memang perlu dirawat karena Indonesia berawal dari keberagaman. Pancasila menjamin keberagaman. 

Hal yang diungkap Sarwono ini, di tahun 1950-an sudah diangkat oleh PMB. Koran berbahasa Belanda Preanger Bode edisi 1 November 1957 memuat hasil polling majalah yang diterbitkan PMB, IDEA. Dari 283 formulir pertanyaan tentang Pancasila yang disebar, ada 222 yang dikembalikan. Hanya satu responden yang tidak setuju Pancasila sebagai dasar negara. Sebanyak 196 responden setuju Pancasila sebagai dasar negara, tetapi ada 16 orang yang menyetujui Pancasila sebagai dasar negara dengan syarat dan sembilan responden abstain.

Anggun Anggrekawati, ketua PMB 2018 menyatakan, dalam setahun terakhir PMB telah mencoba terlibat dalam upaya merawat keberagaman di Bandung. Ketika keberagaman terkoyak oleh tindakan intoleran yang terus berkembang, kata Anggun, banyak mahasiswa melirik PMB. "Di kampus-kampus saya lihat ada harapan agar PMB terlibat memberi warna merawat keberagaman di kampus-kampus," ujar Anggun.

Henny Butheim, aktivis pemberdayaan masyarakat yang juga anggota PMB Angkatan 1970 menunjukkan, bahwa organisasi mahasiswa juga bisa terlibat dalam pemberdayaan masyarakat. Hal yang sama juga ditegaskan Erna Witoelar, mantan menteri yang anggota PMB Angkatan 1965. Untuk lingkup Bandung, mahasiswa bisa terlibat berbuat sesuatu yang bisa memperlihatkan karakter kota Bandung sebagai Kota Kembang. Seperti mendorong pemerintah kota membuat hutan kembang.

Di diskusi yang diadakan di Ruang Gibraltar Menara 165 Jakarta itu hadir pula sebagai pembicara: Bachtiar Aly, mantan dubes yang juga anggota PMB Angkatan 1969, Ade Indira Sugondo mantan anggot DPR yang juga anggota PMB Angkatan 1970, Tutun Suntana pengusaha restoran yang juga anggota PMB Angkatan 1964, Ahmad Bukhari Saleh aktivis 66 yang juga anggota PMB Angkatan 1964, dan Faris Maryanto ketua PMB 2019. 

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

  • 1 kali
  • 2 kali
  • 3 kali
  • 4 kali
  • Lebih dari 5 kali
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement