REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) mengajukan dana abadi sebesar Rp 10 triliun. Dana abadi ini guna mendorong perguruan tinggi di Indonesia untuk bisa masuk peringkat 200 besar dunia.
"Nanti enam dulu yang kami danai, dari enam itu kita dorong untuk tiga tahun ke depan bisa meningkat masuk 200 besar dunia. Ini kerja keras yang akan dilakukan para rektor," kata Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir kepada wartawan usai acara pengumuman Klasterisasi Perguruan Tinggi Tahun 2019 di Gedung Ristekdikti, Jakarta, Jumat (16/8).
Nasir mengusulkan sebesar Rp 10 triliun dana abadi (endownment fund) pada 2020 kepada pemerintah untuk dialokasikan dalam pengembangan perguruan tinggi masuk kelas dunia. Dana abadi tersebut dapat digunakan di antaranya untuk pengembangan riset, citasi, kerja sama dengan perguruan tinggi asing, mobilitas staf, kunjungan dosen asing ke Indonesia, kunjungan dosen Indonesia ke luar negeri, kunjungan mahasiswa asing ke Indonesia.
Dia menuturkan saat ini perguruan tinggi Indonesia baru mampu berada di peringkat 292 besar dunia, yang diraih oleh Universitas Indonesia. Untuk itu, perlu upaya lebih lagi salah satunya dengan dana abadi tersebut untuk mendorong peringkat perguruan tinggi di Indonesia dalam peringkat kelas dunia.
"Masuk targetnya adalah di 200 besar dunia, sekarang kan di 292 paling tinggi. Nah harus kita dorong masuk di bawah 200," tuturnya.