REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) mengembangkan program pengelolaan keamanan pangan di Pondok Pesantren untuk menurunkan angka kesakitan. Program ini diselenggarakan di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri 1 yang berlangsung mulai bulan Juni hingga November 2019.
Dalam kegiatan Pengmas ini, program dikembangkan berdasarkan kebijakan pemerintah dan memanfaatkan hasil penelitian penyelenggaraan makan yang ada di Pondok Pesantren. Ketua Tim Pengmas FKM UI Atik Nurwahyuni menemukan permasalahan hampir di semua Pondok Pesantren ialah rentannya santri dari penyakit menular seperti Scabies, ISPA, Gastritis, diare, muntaber, tifoid, hepatitis A, cacar, bahkan keracunan makanan. Padahal sebagian besar penyakit tadi dapat dicegah melalui pengelolaan makanan yang aman dan higienis di pondok pesantren.
“Untuk itu, kami merasa perlu melakukan edukasi akan pentingnya perilaku sanitasi dan higienis di Pondok Pesantren, mengingat jumlah santri yang cukup banyak dan sudah kuatnya sistem yang berlaku di Pondok. Perlu adanya Media Edukasi yang tepat bagi ketiga kelompok tersebut, yaitu Pengurus Pondok, Pengelola Makanan, dan Santri," kata Atik dilansir dari siaran pers, Ahad (15/12).
Atik menilai pengelolaan makanan di Pondok Pesantren relatif unik jika dibandingkan dengan pengelolaan makanan di tempat yang lain. Hal itu mengingat jumlah penyediaan makanan dan konsumen (santri) yang cukup banyak.
"Sanitasi dan Higienitas pengelolaan makanan di pondok pesantren sangat dipengaruhi oleh perilaku dan komitmen dari Pengurus Pondok, Pengelola Makanan, dan Santri," ujar Atik.
Ia menyebut program pengelolaan Keamanan Pangan yang dijalankan meliputi sosialisasi Keamanan Pangan kepada pemasak makanan dan santri melalui pembuatan poster-poster dan penyuluhan langsung. Sedangkan penyuluhan kesehatan kepada santri senior berupa membuat materi dan memberikan edukasi kepada adik kelasnya.
Selain itu, ada sosialisasi dan pembekalan materi kepada pengurus BKSM yang berperan sebagai motor penggerak Pengelolaan Keamanan Pangan di Pondok Pesantren serta advokasi kepada pimpinan Pondok Pesantren.
"Upaya internalisasi program ke dalam kegiatan resmi Pondok Pesantren menjadi prioritas guna menjaga keberlangsungan dan efektifitas program," ucap Atik.