Rabu 08 Jan 2020 07:36 WIB

Menristek: Perguruan Tinggi Belum Optimal Lakukan Riset

Perguruan tinggi masih memfokuskan dalam menunaikan dharma pendidikan.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Ratna Puspita
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, perguruan tinggi di Indonesia belum optimal dalam melakukan riset. Padahal, peran perguruan tinggi sangat penting dalam melakukan riset guna memecahkan berbagai permasalahan yang ada.

Ia menjelaskan, perguruan tinggi memiliki tri dharma yang meliputi pendidikan, penelitian dan pengabdian. Namun, ia mengatakan, perguruan tinggi di Indonesia masih belum optimal dalam melakukan penelitian. 

Baca Juga

"Hanya pada dharma pendidikan yang lebih optimal. Oleh karena itu, kami sangat mengapresiasi adanya kegiatan konsorsium ini yang menguatkan pada dharma penelitian dan pengabdian masyarakat," katanya dalam Konsorsium Nasional Lembaga Penelitian, Publikasi dan Pengabdian Masyarakat Perguruan Tinggi Muhammadiyah (LPPM PTMA), di Hotel Harper, Yogakarta, Selasa (7/01). 

Bambang mengingatkan berguruan tinggi berperan dalam penguatan riset juga menjadi penting untuk memunculkan inovasi-inovasi di revolusi industri 4.0 saat ini. Ia menyadari ada beberapa faktor yang menegaruhi permasalahan penguatan dan pengembangan riset di Indonesia.

Mulai dari kelembagaan akreditasi lemlit, anggaran riset, relevansi dan produktivitas, manajemen riset, hingga sumber daya manusia (SDM). Untuk itu, perlu adanya partisipasi dari pihak swasta dalam menghadapi permasalahan riset di Indonesia ini.

Pihak swasta ini baik perusahaan maupun BUMN untuk terlibat dalam melakukan riset. Dengen begitu, akan muncul Research and Development (R&D) yang akan menjadi kebutuhan dalam bersaing sehingga, akan memunculkan sebuah inovasi. 

"Berawal dari memikirkan kegiatan penelitian, ketika memiliki topik penelitian sudah harus memikirkan apa manfaat yang dapat diberikan pada masyarakat dari penelitian tersebut. Karena masyarakat menantikan hasil riset yang dilakukan oleh perguruan tinggi dan hasil riset tersebut menjadi hal yang berguna bagi mereka," ujarnya. 

Selain itu, relevansi perguruan tinggi dengan perusahaan dalam melakukan riset juga sangat penting. Menurut Banbang, hal tersebut nantinya akanmemunculkan berbagai inovasi yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pasar. 

Konsorsium nasional yang digelar hingga Rabu (8/1) ini, bertemakan “Membangun peradaban berkemajuan melalui ukhuwah maju bersama dan mencerahkan bangsa” dan dihadiri 90 perwakilan LPPM PTMA se-Indonesia,

 

 

"Riset perguruan tinggi harusnya selaras dengan kebutuhan pasar oleh karena itu penting dilakukan kerjasama riset dengan pengusaha atau perusahaan agar hasil riset nantinya memunculkan hasil riset yang dapat dinikmati oleh masyarakat," ujarnya. 

 

Untuk itu, ia berharap perguruan tinggi di Indonesua dapat aktif dan fokus pada R&D. Sebab, katanya, peran inovasi yakni untuk mensejahterakan masyarakat, memberikan nilai tambah, dan substitusi produk impor. 

 

"Inilah yang menjadikan tantangan riset menjadi luar biasa," tambahnya. 

 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement