REPUBLIKA.CO.ID,PANGKALPINANG--Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, menyatakan penerapan kurikulum 2013 terkendala keterbatasan jumlah buku pedoman guru, dan buku pegangan siswa.
"Saat ini, buku pedoman guru dan siswa yang ada hanya buku mata pelajaran Bahasa Indonesia, Sejarah Indonesia dan Matematika, sementara buku mata pelajaran lainnya belum ada sama sekali," kata Kepala Dinas Pendidikan Kota Pangkalpinang, Akhmad Elfian di Pangkalpinang, Kamis.
Ia mengatakan, penerapan kurikulum 2013 juga terkendala guru terlatih. Guru sasaran yang mendapat pelatihan hanya tiga mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, Sejarah Indonesia, dan Matematika, sedangkan guru mata pelajaran lainnya belum dipersiapkan atau belum dilatih sama sekali.
"Penerapan kurikulum baru ini, masih tahap percobaan dan mudah-mudahan dalam tahun ini sudah bisa dioptimalkan seiring telah memadainya buku pedoman guru, siswa dan sumber daya manusia (SDM) guru sasaran kurikulum tersebut," ujarnya.
Ia mengatakan, saat ini, kurikulum 2013 dilakukan di sekolah sasaran tingkat SMA yaitu SMAN 1, SMAN 2 dan SMAN 3 Kota Pangkalpinang, SMKN 1, SMK PGRI dan SMK Sore Kota Pangkalpinang. Penerapan kurikulum 2013 tingkat SMP dilakukan di SMPN 1, SMPN 2 dan SMPN 6 Kota Pangkalpinang dan beberapa sekolah dasar lainnya.
"Kami telah mempersiapkan dengan baik, seperti guru dan manajemen sekolah misalnya, selain telah mendapatkan pelatihan mereka juga telah mendapatkan pendampingan," katanya.
Menurut dia, dalam upaya mengoptimalkan penerapan kurikulum tahun ini, Disdik Kota Pangkalpinang meminta masing-masing sekolah melaksanakan lokakarya, dan pelatihan guru dengan mengundang instruktur nasional. "Pelatihan guru ini sudah dilaksanakan di SMAN 3 dan SMAN 1, dan akan terus dilakukan ke sekolah-sekolah sasaran kurikulum 2013," ujarnya.
Ikuti Whatsapp Channel Republika