Jumat 11 Jul 2014 03:32 WIB

Ciptakan Kewirausahaan di Ponpes, Pemprov Jatim Dirikan SMK Mini

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Julkifli Marbun
Anak mengaji
Foto: Republika/Musiron
Anak mengaji

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim), dengan Dinas Pendidikan Jatim bekerja sama untuk mendirikan 80 lembaga SMK Mini di lingkungan pondok pesantren (ponpes).

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Harun mengatakan, SMK Mini didirikan dengan tujuan mampu menciptakan kewirausahaan di ponpes. Tiap SMK Mini, kata dia, dapat menampung minimal 200 siswa yang diprioritaskan untuk santri. Namun, kata dia, warga yang tinggal di sekitar ponpes ini juga bisa mengikuti pelatihan SMK Mini ini.

SMK Mini tahun 2014 ini didirikan di Pamekasan, Sumenep, Bangkalan, Jombang, Banyuwangi, Madiun, Ngawi, Ponorogo, Blitar, Pasuruan, Probolinggo, Bondowoso, Situbondo, Jember, dan Pamekasan. Untuk melancarkan pendirian SMK Mini, Pemprov Jatim sudah menyediakan Rp 250 juta per SMK Mini. “Anggarannya sudah cair. Jadi siswa SMK Mini tidak dipungut biaya,” katanya di kantornya di Dinas Pendidikan Jatim, Kamis (10/7).

Dia menjelaskan, SMK Mini akan mulai dibuka Agustus 2014. Tak hanya menyiapkan dana, pihaknya menetapkan program pendampingan untuk SMK Mini agar lebih berkualitas dan efisien ketercapaian kewirausahaannya dengan enam cara.

Cara pertama yaitu 100 guru SMK mini akan dimagangkan ke dunia usaha dan industri selama 21 hari. Contohnya, jika membuat pengolah hasil ikan dimagangkan ke pabrik pengolah hasil ikan atau jika programnya membuat batik akan dimagangkan ke pengusaha batik dengan tujuan transformasi keahlian, pengetahuan dan peningkatan kompetensi.

Cara kedua, kata Harun, dalam rangka meningkatkan manajemen kewirausahaan maka 200 guru SMK mini akan dilatih selama tiga hari tentang dunia bisnis dengan materi perencanaan dan pengorganisasian kewirausahaan, pasar, dan kemitraan dengan penjualan hasil pokok.

Cara ketiga, selama melaksanakan proses kewirausahaan akan ada pendampingan dari perguruan tinggi seperti Politeknik Negeri Jember, Akademi Kelautan dan Perikanan Sidoarjo, Politeknik Negeri Malang, Universitas Negeri Malang (UNM), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.

Selain itu, dunia usaha seperti Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan industri pasangan juga ikut mendampingi selama melaksanakan proses kewirausahaan. Cara keempat, kata dia, akan ada sertifikasi tempat pemasaran kewirausahaan dari koperasi dan sertifikasi siswa secara teknis oleh Badan Standar Sertifikasi Nasional.

Cara kelima, SMK Mini wajib tergabung dan berperan aktif dalam forum bursa kerja khusus SMK Jatim yaitu www.forumbkkjatim.com. Cara keenam SMK Mini wajib mengikuti lomba pengelolaan bursa kerja khusus.

Targetnya, jika satu SMK Mini bisa menampung 200 siswa, maka pada 2014 paling sedikit ada 16.000 orang terserap di lapangan kerja maupun berwirausaha. Untuk itu Harun memastikan, pola dan model program pengembangan SMK Mini akan terus dikembangkan tahun depan sehingga bisa menjadi percontohan sekolah kejuruan sesuai program pro growth, pro poor, pro job, dan pro environment.

“Kalau tahun ini ada 80 lembaga SMK, maka tahun depan ada 120 lembaga baru tahun 2015 dan 120 lembaga baru di tahun 2016,” ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement