REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, Kemendikbud terus mendorong semua percetakan untuk mempercepat pengiriman buku-bukunya menggunakan PT POS, Selasa, (2/9).
"Kalau ada sekolah yang rewel laporkan. Soalnya saya mendengar ada sekolah yang tidak mau membayar buku-buku yang sudah diterima, isunya kan begitu,"kata Nuh. S
Sebenarnya, ujar Nuh, kalau buku masih belum sampai, guru tinggal mengundung buku Kurikulum 2013 yang ada di laman kementerian. Lalu anak-anak bisa belajar dari buku yang difotokopi tersebut.
Memang, kata Nuh, kalau mengikuti batas waktu seharusnya buku semua sudah terkirim. Namun faktanya di lapangan memang ada kendala.
Sebenarnya, terang Nuh, soal pencetakan buku itu kontraknya antara Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) sama percetakan pemenang tender.
"Kemendikbud itu tidak mempunyai kontrak dengan percetakan, jadi urusannya sebenarnya antara LKPP dengan percetakan, namun kami yang dikejar-kejar,"terangnya. Kemendikbud, ujar Nuh, sudah mempercayakan pencetakan buku kepada LKPP. Nuh, hanya memegang janji kesiapan LKPP dalam mencetak buku.
Menurut percetakan, terang Nuh, buku masih ada yang belum terkirim karena terdapat urusan teknis. Sekolah ada yang belum mau bayar karena mereka berhati-hati dalam pembayaran.