Kamis 25 Sep 2014 18:07 WIB

Atasi Demam Berdarah, UGM Lepas Nyamuk Ber-Wolbachia

Rep: Elba Damhuri/ Red: Esthi Maharani
Nyamuk demam berdarah.
Foto: AP
Nyamuk demam berdarah.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -– Peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) terus mengembangkan metode Wolbachia untuk mengurangi penularan virus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia.

Peneliti UGM  menggunakan nyamuk Aedes aegypti yang sudah mengandung bakteri Wolbachia untuk menghambat perkembangan replikasi virus Dengue pada nyamuk tersebut.

Wolbachia adalah bakteri alami yang terdapat pada sel tubuh serangga dan ditemukan di 60 persen spesies serangga seperti ngengat, lalat buah, capung, kumbang hingga nyamuk. Namun bakteri ini tidak ada pada nyamuk Aedes aegypti yang selama ini dikenal sebagai vektor penular virus Dengue.

Kemampuan wolbachia menghambat menekan replikasi Dengue disebabkan kemampuan bakteri ini dalam berkompetisi dengan virus Dengue merebut makanan di sel tubuh nyamuk.

Metode ini sedang diteliti dengan melepaskan ribuan nyamuk ber-wolbachia di dua padukuhan, Kronggahan dan Nogotirto, Sleman. Masing-masing setiap rumah disebar hingga 8-10 ekor nyamuk.

Selama sembilan bulan pascapelepasan sewak pada awal 2014,  di dua wilayah penelitian tersebut diketahui ada peningkatan populasi nyamuk ber-Wolbachia hingga 60-80 persen. Peneliti mengklaim  wolbachia terus menyebar dalam populasi nyamuk setempat.

“Pelepasan nyamuk setiap pekan ini akan kita lanjutkan hingga nantinya 100 persen nyamuk di sana memiliki Wolbachia,” kata peneliti Eliminate Dengeu Project (EDP) UGM, dr Riris Andono Ahmad MPH, PhD, dalam siaran pers, Kamis (25/9).

Pemerhati ilmu kedokteran tropis ini mengatakan besar kemungkinan pelepasan nyamuk ber-wolbachia ini akan diperluas di masa mendatang. Ini dilakukan setelah mendapatkan hasil dari penelitian dan pengamatan dari hasil dua padukuhan tersebut.

Dalam waktu dekat, kata Riris, EDP UGM akan melepas nyamuk ber-Wolbachia di empat lokasi penelitian di Kabupaten Bantul dan Sleman. Sementara pelepasan nyamuk Aedes aegypti di Krongahan dan Nogotirto sudah dimulai sejak awal Januari lalu. Hasilnya, diketahui sebagian besar nyamuk yang mengandung Wolbachia tersebut kawin dengan nyamuk biasa. Dipastikan Wolbachia akan diturunkan dari induk betina ke generasi selanjutnya.

Tapi apakah orang bisa tertular Wolbachia lewat  gigitan nyamuk? Peneliti EDP lainnya, dr Eggi Arguni, SpA(K), menuturkan sangat kecil kemungkinan nyamuk bisa menularkan Wolbachia ke manusia. Pasalnya, diameter Wolbachia melebihi dari probosis, bagian dari mulut nyamuk untuk menghisap darah dan menembus kulit manusia.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement