REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Yayasan Bina Dahwah memfokuskan diri pada sekolah untuk kalangan bawah. Yayasan yang berdiri sejak awal 2000 ini mengelola dua lembaga pendidikan, yaitu tingkat SMP dan SMK.
Tak heran jika, SMP dan SMK Muhajirin ini, hampir seluruh siswanya tak terbebani dengan biaya pendidikan. "Meski ada biaya yang harus dibayar, itu tak memjadi beban orangtua," kata PKS Kurikulum SMK Muhajirin, Kota Bandung, Drs Tatan Suherliyawan kepada Republika.
Menurut Tatan, awalnya SMK MuHajirin adalah sekolah menengah atas (SMA). Namun seiring dengan program pemerintah dalam memperbanyak lulusan SMK, pihak yayasan pun pada tahun 2009 memutuskan mengganti SMA menjadi SMK.
Tak seperti SMK lain yang banyak membuka jurusan, SMK Muhajirin hanya memiliki satu jurusan yaitu pemasaran.
"Buka kita tidak ingin membuka banyak jurusan. Tapi kemampuan kita memang terbatas. Kami hanya bisa membuka satu jurusan dan konsisten dengan menjaga kualitas lulusannya," ujar dia.
Selain hanya satu jurusan, kata Tatan, jumlah siswa didik di sekolah ini pun tak banyak. Setiap tahun sekolah ini hanya bisa meluluskan tak lebih dari 25 siswa didik.
Ia mengatakan, setiap ajaran baru sekolah ini sebenarnya menerima banyak siswa dari kalangan masyarakat tak mampu. Ada sebanyak 40 siswa pada tahun ini mendaftar ke sekolah yang berlokasi di Jl Padasuka Belakang No 129 Kelurahan Pasirlayung, Kecamatan Cibeunying Kidul, Kota Bandung ini.
Hanya saja seiring perjalanan waktu satu persatu siswa di sekolah ini tak bisa melanjutkan pendidikan aias drof out (DO).