REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Asumsi bahwa sebagian besar anak-anak membenci pelajaran matematika patut dipertanyakan. Mereka nyatanya hanya takut gagal belajar matematika dan gagal meraih nilai yang bagus.
"Selama ini tidak pernah ada riset yang dilakukan untuk membantu anak-anak belajar matematika sesuai kemampuan otaknya, guru hanya mengajar dengan cara lama tanpa memikirkan kemampuan otak anak didiknya," ujar pendiri Karismath Shad Moarif, Rabu (22/4).
Makanya, ujar Shad, harus ada perubahan dalam mengajar matematika. Apalagi, kata dia, berdasarkan Trends in International Mathematics and Science Study, pembelajaran matematika di Indonesia peringkat 38 dari 42 negara.
Artinya, kualitas pembelajaran matematika di Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN seperti Singapura, Thailand, dan Malaysia.