Jumat 23 Oct 2015 17:16 WIB

Hari Aksara Internasional, Momentum Lanjutkan Pendidikan Nonformal

Hari Aksara Internasional
Foto: kemdiknas.go.id
Hari Aksara Internasional

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Kabupaten Karawang, Jawa Barat, menjadi tuan rumah Hari Aksara Internasional (HAI) ke-50 Tingkat Nasional 2015 yang digelar selama tiga hari pada 22-24 Oktober 2015. Tema HAI pada tahun ini adalah 'Aksara untuk Menumbuhkan Budi Pekerti'.

Perhelatan HAI 2015 secara global dipusatkan di Paris, Prancis pada 8 September 2015 lalu dengan mengusung tema 'Literacy and Sustainable Society' atau 'Keaksaraan dan Pendidikan Masyarakat Berkelanjutan'. Sebagai anggota UNESCO, Indonesia biasanya menyelenggarakan peringatan HAI dengan tema yang sama.

Akan tetapi khusus tahun ini, atas instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, pada akhirnya tema diganti menjadi 'Aksara untuk Menumbuhkan Budi Pekerti' karena dinilai lebih relevan diterapkan menyesuaikan kondisi melek aksara di Indonesia saat ini.

"Tema tahun ini merupakan inspirasi dari Mendikbud supaya acara bisa melibatkan masyarakat sebanyak mungkin. Hal itu dikarenakan mitra kita adalah masyarakat," ujar Pahala saat ditemui di sela-sela acara HAI ke-50 Tingkat Nasional 2015 di Lapangan Karangpawitan, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, Jumat (23/10).

Pahala melanjutkan, pagelaran HAI tahun ini adalah momentum bagi Kemendikbud untuk melanjutkan program pendidikan non formal. Saat ini, banyak lembaga penyelenggara program keaksaraan seperti Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), dan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) memiliki unit usaha yang dikelola oleh alumni dari warga belajar pendidikan keaksaraan.

"Setelah sebelumnya lebih banyak berfokus pada pendidikan formal, kali ini kami akan kembali memfokuskan diri pada pendidikan non formal," ujarnya melanjutkan.

Peringatan puncak acara HAI Ke-50 Tingkat Nasional tahun 2015 akan dilaksanakan pada Sabtu (24/10) yang rencananya akan dihadiri Mendikbud Anies Baswedan. Pada kegiatan tersebut akan diselenggarakan pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebanyak 50.000 warga belajar bebas tuna aksara menulis surat dan Warga Belajar Membaca Ikrar/Janji Belajar Sepanjang Hayat. Di samping itu akan ada berbagai kegiatan lomba dan penghargaan.

 

"Melalui kegiatan peringatan ini diharapkan program pendidikan keaksaraan dalam rangka pemberantasan buta aksara dan pemberdayaan masyarakat dapat berjalan dengan baik untuk membangun keadaban dan keunggulan pembangunan berkelanjutan di Indonesia," kata Pahala.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement