REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Timur Sinun Petrus Manuk mengimbau para peserta UN 2016 agar tidak terjebak dengan kunci jawaban yang beredar di media sosial (medsos) saat ini.
"Itu tidak benar. Saya berharap para siswa peserta UN tidak terjebak, karena hanya akan merugikan mereka sendiri," katanya kepada Antara di Kupang, Kamis (31/3), ketika ditanya soal beredarnya kunci jawaban UN yang ramai di medsos saat ini.
Dia menegaskan, semua naskah ujian yang ada baru akan dibagikan kepada siswa peserta ujian pada hari pelaksanaan nanti.
"Semua naskah ujian masih tersegel dan dalam pengawasan aparat kepolisian, sehingga tidak mungkin ada soal yang bocor sampai memunculkan kunci jawaban di media sosial saat ini," katanya.
Kondisi penyebaran kunci jawaban palsu di media sosial dan melalui perangkat selular sudah sering terjadi di setiap pelaksanaan ujian nasional. "Karena itulah kami berharap agar para siswa peserta jangan terpengaruh. Nanti akan mengganggu segala persiapan yang sudah dilakukan selama ini," katanya.
Ia menambahkan ujian akhir nasional memang tidak lagi dijadikan tolok ukur dalam menentukan kelulusan siswa, namun para siswa diharapkan dapat mengerjakan setiap soal dengan baik.
Nilai yang dimaksud dari hasil UN itu adalah nilai yang pautannya tidak terlampau jauh dari nilai ujian sekolah yang sudah diberikan guru pascapelaksanaan ujian waktu lalu. "Memang kelulusan menjadi kewenangan sekolah melalui ujian sekolah, namun demikian hasil UN juga harus baik agar bisa serasi tautannya," katanya.
Selain agar tautan nilai ujian sekolah dan UN tidak terlalu jauh, nilai hasil ujian nasional harus baik, agar bisa memenuhi syarat untuk masuk ke perguruan tinggi negeri yang berkualitas, yang memiliki standar yang cukup tinggi.
Hal lainnya, dengan hasil nilai tinggi, maka siswa tersebut akan lebih mudah mengakses dunia kerja yang ditawarkan sesuai keahliannya.
Pada tahun ajaran 2016 ini, peserta yang akan mengikuti ujian nasional secara keseluruhan berjumlah 70.343 peserta dari berbagai SMA dan SMK yang ada di provinsi yang berbasis kepulauan itu.
Dari jumlah itu, untuk kepsertaan UN SMA berjumlah 53.388 siswa dan untuk SMK berjumlah 16.955 siswa.
Sementara untuk klasifikasi kepesertaan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) yang akan diselenggarakan di 32 sekolah, dengan rincian SMA berjumlah delapan sekolah dan SMK sebanyak 24 sekolah itu, berjumlah 6.579 siswa, dengan rincian jumlah peserta UNBK pada sekolah SMA berjumlah 1.899 dan SMK berjumlah 4.680 siswa.
Sedangkan peserta ujian nasional yang menggunakan kertas (manual) untuk SMA berjumlah 51.489 siswa dan SMK 12.275 siswa.