Selasa 05 Apr 2016 20:44 WIB

Kemdikbud: Soal UNBK tak Bisa Diretas

Suasana Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hari pertama di SMAN 20, di Jl Citarum, Kota Bandung, Senin (4/4).
Foto: Dede Lukman Hakim
Suasana Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) hari pertama di SMAN 20, di Jl Citarum, Kota Bandung, Senin (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kepala Pusat Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam mengatakan soal Ujian Nasional Berbasis Komputer tidak bisa diretas karena akses ke server langsung ditutup begitu selesai ujian.

"Sekarang banyak beredar di sosial media yang menyebut peretas bisa mengakses server Puspendik dan menyebarkan soal dengan format 'portable document format' atau pdf. Hal itu tidak benar, karena server langsung ditutup begitu selesai ujian," ujar Nizam dalam konferensi pers, di Jakarta, Selasa.

Jadi, lanjut Nizam, yang diakses oleh para peretas adalah server lokal di sekolah. Karena itu, Nizam berharap para peserta UN tidak percaya dengan bocoran-bocoran yang beredar.

"Pesannya adalah bagaimana anak-anak kita menjadi generasi pemenang dan tidak tergoda dengan bocoran. Generasi ke depan harus bebas korupsi. Salah satu caranya adalah dengan UNBK," kata guru besar Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada itu pula.

Kemdikbud juga menggandeng komunitas-komunitas peretas untuk membantu pengamanan pelaksanaan UNBK.

Sejauh ini, lanjut dia, belum ada kendala berarti dalam pelaksanaan UNBK dan UN berbasis kertas dan pensil. Permasalahan yang terjadi adalah gangguan server.

"Tahun ini ada yang berbeda, jika sebelumnya telepon terus berdering karena banyak masalah. Pada tahun ini jauh berkurang," ujarnya lagi.

Kepala Balitbang Kemdikbud Totok Supriyatno mengatakan meski pada tahun ini tidak ada laporan mengenai kesulitan dalam mengerjakan UN, bukan berarti Balitbang menurunkan mutu soal.

"Tidak ada penurunan. Hanya kisi-kisi pada tahun sebelumnya terlalu spesifik, sekarang diperlebar. Tujuannya bukan mereduksi anak, tapi lebih mempersiapkan anak," kata Totok lagi.

Sebanyak 3.302.673 siswa sekolah menengah atas (SMA)/sekolah menengah kejuruan (SMK) dan madrasah aliyah (MA) di Tanah Air mengikuti Ujian Nasional (UN) 2016 yang dimulai pada Senin (4/4).

Sedangkan UN Berbasis Komputer (UNBK) diikuti sebanyak 4.402 sekolah atau sekitar 927.000 siswa. Sebelumnya pada 2015, UNBK diikuti 594 sekolah.

UNBK dinilai lebih efesien serta dapat meminimalkan bentuk kecurangan.

Sekolah juga tak perlu harus mengadakan peralatan komputer, namun hanya menggunakan peralatan yang tersedia. Jika tak mencukupi, sekolah bisa menggunakan peralatan di sekolah lain yang tidak melaksanakan UN.

Komputer sekolah yang mengikuti UNBK tersebut dipasangi aplikasi yang kemudian aplikasi tersebut terus diperbaharui melalui enkripsi. Peserta UNBK juga akan kesulitan berbuat curang karena soal yang didapat para siswa bersifat acak, sehingga siswa satu dan yang lain mengerjakan soal yang tidak sama.

Pada UN berbasis kertas (Paper Based Test/PBT) ada dua pengawas di setiap kelas, sedangkan untuk UNBK terdapat satu teknisi dan satu proktor yang memastikan siswa melaksanakan UNBK sesuai dengan prosedur.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement