Rabu 06 Apr 2016 08:51 WIB

NTT Optimistis UN Tahun Ini Naik Peringkat

Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMAN 70, Jakarta, Senin (4/4).
Foto: Antara/Rivan Awal Lingga
Sejumlah siswa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMAN 70, Jakarta, Senin (4/4).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Sinun Petrus Manuk optimistis Ujian Nasional (UN) tahun ini akan naik peringkat secara nasional dari hasil UN 2016. Hasil UN tahun 2015 NTT berada pada peringkat 25 untuk SMA/MA. Sedangkan SMK berada pada peringkat 28. "Pada 2016 kita tragetkan pada peringkat 18 dan 20 dari 34 provinsi yang ada di Tanah Air," katanya, di Kupang, Rabu (6/5).

Optimisme itu didasarkan ketika melakukan safari UN sampai ke sekolah-sekolah di pedalaman, persiapan untuk menghadapi UN tahun ini dinilai lebih matang. "Guru-guru dan para siswa antusias menyiapkan UN. Bahkan di beberapa sekolah telah menyiapkan bonus sampai Rp 20 juta lebih bagi siswa yang berhasil meraih nilai UN 10. Ini tentunya bagian dari motivasi sekolah untuk siswa," katanya lagi.

Ia mengakui kemerosotan nilai UN siswa di daerah ini tahun lalu, salah satu penyebabnya adalah euforia berlebihan siswa terkait sistem kelulusan yang ditentukan dari hasil ujian siswa di sekolahnya bukan lagi hasil UN.

"Jadi, pada tahun sebelumnya itu, banyak siswa bahkan sekolah terlampau bereuforia karena kelulusan ditentukan oleh sekolah. Ngapain ikut UN, toh kelulusan ditentukan oleh sekolah," katanya pula.

Padahal, ujar Petrus Manuk lagi, setelah nilai UN siswa jeblok dan mengalami kendala saat mendaftar ke perguruan tinggi yang punya reputasi bagus, barulah siswa dan sekolah sadar kalau nilai UN ternyata tetap sangat penting bagi mereka.

Ia menyatakan hasil pantauan pada hari pertama dan kedua, rata-rata siswa peserta UN terutama untuk Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) mengaku soal tidak rumit dan seperti yang diperoleh selama ini. Baik dalam ujian semester maupun ujian sekolah atau pun pra-ujian nasional.

Enti Makung, salah satu siswa peserta UN dari SMA Katolik Giovanni Kupang, usai UN hari kedua mengaku dapat mengerjakan semua soal pada hari pertama dan kedua dengan baik menggunakan komputer. Jadi, menurut dia lagi, selain akan meraih nilai yang baik, semua pihak juga berkomitmen untuk menjaga integritas UN, mengingat tahun sebelumnya NTT termasuk dalam ranking integritas kejujuran tertinggi di Indonesia.

Karena itu, lanjutnya, baik guru maupun siswa agar tidak terkecoh bila ada informasi kebocoran soal atau kunci jawaban. "Kalau ada isu-isu bahwa soal bocor atau beredar kunci jawaban, maka guru maupun siswa sebaiknya tidak ikut-ikutan. Kami bisa pastikan bahwa soal atau kunci jawaban yang beredar itu tidak benar," katanya pula.

Penegasan Petrus Manuk ini menindaklanjuti pernyataan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Anies Baswedan. "Pemerintah telah berkomitmen untuk menciptakan pendidikan di Indonesia yang berkarakter dan hal penting yang selalu ditekankan adalah kejujuran. Makanya, saya berani jamin, kalau ada soal atau kunci jawaban yang beredar, maka itu adalah palsu. Jangan cepat tergiur," kata Petrus Manuk yang juga mantan Kadis Sosial NTT itu lagi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement