REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dengan meningkatnya madrasah yang terlibat dalam ujian nasional berbasis komputer (UNBK) dan sistem pendukung antara Kementerian Agama dengan Kementerian Pendidikan, membuat UN tingkat madrasah aliyah (MA) tidak memiliki kendala berarti.
Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama M. Nur Kholis Setiawan menjelaskan, sejauh ini belum ada kendala berarti dalam pelaksanaan UN MA. Sempat ada kendala di Banten karena musibah 15 komputer dicuri, tapi itu juga bisa diatasi.
"Alhamdulillah sejauh ini UN bisa berjalan baik,'' kata Nur Kholis usai mendampingi Menteri Agama meninjau pelaksanaan UN di MA Negeri 4 Jakarta, Selasa (11/4).
Mekanisme facility sharing dengan sekolah bagi madrasah yang perlu dukungan fasilitas juga sudah diatur dalam UN dan ini di bawah koordinasi Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dimana Kemenag melalui Kanwil Kemenag bekerja sama dengan dinas pendidikan di daerah. Sehingga, bila di daerah madrasah belum punya fasilitas, bisa memakai mekanisme facility sharing.
Ia menyebut, ada madrasah yang memanfaatkan mekanisme itu dan ada juga madrasah yang melaksanakan UN berbasis kertas. Hal itu juga sudah Kemenag antisipasi. "Tidak semua sekolah juga UNBK, sama seperti madrasah. Jadi sebetulnya semua tidak terkendala," kata Nur Kholis.
DKI Jakarta UNBK madrasah sudah 100 persen, baik MTs maupun MA, negeri dan swasta. Ini berbeda dengan beberapa provinsi lain. Namun yang harus disyukuri adalah bila pada UN April 2015/2016 hanya 98 madrasah yang siap UNBK, pada UN 2017 ini sudah 4.225 madrasah yang siap melaksanakan UNBK. "2015-2016 jauh sekali peningkatannya, lebih dari 100 persen. Kendala tahun lalu, karena kebijakan baru," kata Nur Kholis.
Dikatakan Nur Kholis, pada 2015 hanya ada 9 madrasah yang bisa melaksanakan UNBK. Pada 2016 jumlahnya meningkat menjadi 98 madrasah dan pada 2017 ini madrasah yang siap melaksanakan UNBK sebanyak 4.225 madrasah. "Kalau tahun depan UNBK berlanjut, saya yakin akan lebih banyak lagi. Karena madrasah sudah lebih siap dengan infrastruktur yang dimiliki secara bertahap," ungkap dia. Pada UN 2017 ini, Kemenag berharap, UN madrasah tidak hanya berjalan lancar, tapi jadi bagian pengembangan kualitas siswa.
UN MA Tahun Ajaran 2016/2017 ini diikuti oleh 423.801 peserta didik. Jumlah ini naik 13,62 persen dibanding peserta UN MA pada tahun ajaran 2015/2016. UN MA akan dilakukan dalam dua jenis, yaitu berbasis kertas pensil (UNKP) dan berbasis komputer (UNBK).
Saat ini, Kemenag mencatat ada 7.260 MA yang terdiri dari 759 Madrasah Aliyah Negeri (MAN) dan 6.501 Madrasah Aliyah Swasta (MAS). Dari jumlah itu, 2.358 MA akan melaksanakan UNBK dimana 470 MA merupakan MA Negeri dengan 94.963 siswa dan 1.888 MA swasta dengan 186.999 siswa. UN MA berlangsung selama 4 hari pada 10 sampai 13 April 2017.