Senin 02 Apr 2018 01:20 WIB

Disdik Jabar Sebut Peluang Kebocoran Soal UNBK Sangat Kecil

Disdik Jabar menilai tahun ini siswa lebih siap mengikuti ujian.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Ratna Puspita
Siswa-siswi mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). (Ilustrasi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Siswa-siswi mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Pendidikan Jabar menilai peluang terjadinya kebocoran soal dalam Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) SMK sangat kecil. Sebab, soal ujian berada di gudang data Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan tidak diserahkan ke daerah. 

Menurut Kepala Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan (PMK) Dinas Pendidikan Jawa Barat (Disdik Jabar) Dodin Rusmin Nuryadin soal akan keluar pada saat pelaksanaan ujian. Selain itu, varian soalnya juga cukup banyak sehingga tidak ada peluang terjadi kebocoran.

“Isu kebocoran soal itu, selalu ada tiap tahun. Kalau ada, kemungkinan berita bohong. Jadi siswa jangan mudah percaya dan terpengaruh sehingga mengganggu konsentrasi dalam ujian,” ujar Dodin saat dihubungi Ahad (1/4).

Pada Senin (2/4) hari ini, penyelenggaraan UNBK untuk SMK dimulai. Tahun ini, dia menilai, siswa lebih siap mengikuti ujian. 

Setiap sekolah, rata-rata telah tiga kali menyelenggarakan try out. Simulasi juga telah dilaksanakan beberapa kali. Selain itu, beberapa sekolah juga telah menyelenggarakan Ujian Sekolah Berbasiskan Nasional (USBN) berbasiskan komputer. 

Hasilnya, dia menambahkan, lebih baik dari ujian kertas. “Melihat seperti itu, saya yakin anak-anak sudah siap,” kata Dodin.

Dodin mengatakan, penyelenggaraan UNBK SMK di Jawa Barat sudah 100 persen. Ini meningkat dibandingkan tahun lalu, yang hanya mencapai 94 persen. 

Berbagai hal sudah disiapkan terkait pelaksanaan ujian agar lancar. Untuk sekolah yang belum diakreditasi dengan jumlah siswanya di bawah 20 orang serta belum memiliki izin operasional, penyelenggaraan ujian bergabung dengan SMK terdekat di lingkungannya. 

Dodin juga mengatakan , tidak perlu ada kekhawatiran untuk sarana dan prasarana UNBK. Karena, surat permintaan tidak ada pemadaman listrik sudah dikirimkan ke PLN, baik di provinsi maupun di kota/kabupaten. 

Dia menambahkan kesiapan proktor, pengawas, dan jaringan internet pun sudah dicek. “Sinkronisasi, sudah dari USBN. Sudah siap. Selain itu, sudah sosialisasi ke sekolah guru dan siswa,” kata Dodin.

Terkait pengadaan komputer, menurut Dodin, dua hari lalu, Disdik Jabar telah mendistribusikan 1.500 perangkat komputer yang bersumber dari APBD 2018 Provinsi Jawa Barat. Komputer itu dibagikan pada 257 SMKN. 

Jumlah ini akan bertambah pada pertengahan April 2018. “Jumlahnya diperkirakan sama. Nanti juga, ada lagi dari APBD Perubahan2018. Totalnya mencapai 6.000 perangkat komputer,” kata Dodin.

Selain itu, kata dia, ada juga komputer bantuan dari Kemdikbud. Namun, dia mengatakan, jumlahnya tidak sebanyak dari Provinsi Jawa Barat. Perangkat itu telah disinkronisasi untuk persiapan penyelenggaraan UNBK di sekolah-sekolah.

Pengadaan komputer itu, kata Dodin, tidak hanya untuk kebutuhan UNBK. Namun, perangkat tersebut juga bisa menunjang pembelajaran secara digital (digital learning).

Selain itu, dia menyataka, perangkat komputer yang ada di SMKN itu pun dapat dipinjam pakai oleh SMA dan SMPyang menyelenggarakan UNBK. Ia memastikan tidak ada pemungutan untuk peminjaman perangkat itu.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement