REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tren media digital yang berbasis internet kini telah banyak merubah budaya masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Masyarakat bisa menggunakan media maya itu untuk mengkomunikasikan segala hal yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan menjadi kenyataan.
Dr. Rulli Nasrullah pengamat media digital, di sela diskusi Seminar Nasional tentang media digital di kampus Universitas Muhammadiyah Jakarta, Selasa (9/10) menilai perubahan teknologi yang mendorong berubahnya budaya masyarakat membuat banyak ilmu komunikasi menjadi kurang relevan dengan perubahan saat ini.
Karena teori yang muncul umumnya dibuat sebelum tren media digital melanda dunia. Sebagai contoh banyak orang yang menulis ungkapan bela sungkawa pada status orang yang sudah meninggal atau mencantumkan tanda like di akunnya. "Apakah yang meninggal akan membacanya," tanya Rulli.
Indonesia kini menjadi salah satu negara pengguna internet tertinggi di dunia, namun banyak yang menggunakannya tidak sesuai kebutuhan. "Teknologi telah merubah banyak hal," kata Rulli.
Penggunaan masif media internet tersebut tidak terlepas dari penggunaan konten yang ada di media sosial seperti facebook, Instagram, tweeter dan sebagainya. Hal ini yang membuat berselancar di dunia maya menjadi suatu pengalaman menarik bagi banyak orang. "yang dikonsumsi adalah konten, tanpa konten Facebook akan tutup," kata Budi Putra, Associate Vice presiden Content at Bukalapak.
Karena itu konten akan menjadi pintu masuk beragam jenis informasi yang akan dikonsumsi banyak orang. Hal ini akan mempengaruhi etika, cara berfikir dan prilaku masyarakat. Saat ini banyak sekali konten di media sosial yang tidak bermanfaat, lantaran hanya sekedar memberikan komentar tidak bermutu atau menginformasikan status seseorang saat itu yang tidak ada manfaatnya bagi orang lain.
Budi menilai lebih banyak pengguna internet yang latah hanya menjadi bagian dari gelombang pengguna internet dibanding dengan pengguna internet yang benar. Di sisi lain berkembangnya bisnis media sosial juga membuat banyak profesi yang hilang karena digantikan media sosial yang berbasis teknologi internet.