Ahad 09 Sep 2018 15:43 WIB

Ketua Fraksi Nasdem Singgung Program OK OCE

Program OKE OCE disebut minim bantuan permodalan.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Fraksi Nasional Demokrat DPRD DKI Jakarta Bestari Barus.
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Ketua Fraksi Nasional Demokrat DPRD DKI Jakarta Bestari Barus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gerakan Relawan Jokowi (GRJ) mendeklarasikan diri di Gedung Joang '45, Menteng, Jakarta Pusat. Saat memasuki sesi diskusi, program Pemprov DKI Jakarta yang dinamai OK Oce turut disinggung dan dikritik.

Kritik tersebut dilontarkan Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD DKI Jakarta, Bestari Barus. Ia meyakini ketika kubu pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto - Sandiaga Uno menggaungkan isu ekonomi maka kubu pejawat Joko Widodo-Ma'ruf Amin pasti memenangkan Pilpres 2019.

Sebab, kubu lawan khususnya cawapres Sandiaga Uno belum memiliki cerita sukses dalam kebijakan ekonomi. "Kita lihat Sandiaga Uno waktu menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI yang mencetuskan program OK Oce. Namun program itu adalah produk gagal," kata Bestari, Ahad (9/9) siang. 

OK OCE atau One Kecamatan, One Center of Entrepreneurship adalah program pembinaan kewirausahaan terhadap pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah di bawah Suku Dinas Koperasi dan UMKM Pemprov DKI Jakarta. OK Oce digagas Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.Tujuan utama program ini adalah untuk menumbuhkan 200 ribu wirausahawan baru di Ibu kota.

Baca juga, Sandiaga akan Adopsi Program OK OCE Secara Nasional.

Bestari mengatakan, program itu menelan anggaran hingga Rp 98 miliar untuk tahun 2018. "Namun, setelah dibedah isi anggaran program itu banyak untuk persiapan keperluan ruangan. Seperti beli AC (air conditioner) dan segala macam yang tidak terkait langsung untuk kemaslahatan masyarakat," klaimnya. 

Selanjutnya saat realisasi program OK OCE, masyarakat hanya mendapat fasilitasi sampai tahap pembinaan tanpa ada bantuan modal. Para peserta, kata Bestari, menyayangkan dan menyesalkan program OK OCE yang hanya sebatas pembinaan wirausaha.

"Itu hanya pendidikan saja. Jangan dididik terus. Orang bolak-balik kecamatan hanya didik terus. Mereka butuh akses permodalan," kata Bestari. 

Menurut dia, sejauh ini ada 45 ribu lebih pendaftar OK Oce dan telah dicatat sebagai peserta. Namun, nyatanya yang baru difasilitasi hingga akses permodalan baru sekitar 300 orang. Sisanya belum mendapatkan nasib jelas meski sudah menjalani pendidikan hingga 2,5 bulan. "Makanya saya katakan bahwa ini hanya program lips service," ujar dia. 

Sandi sebelumnya menyatakan akan membawa program OK Oce ke tingkat nasional.  Kendati demikian, menurut dia, untuk menjadikan program OK OCE secara nasional masih perlu perhitungan yang sangat serius.

"Tentunya ini perlu perhitungan yang sangat matang, dan perlu membangun konsolidasi yang lebih berwawasan dan berkemajuan karena ini levelnya secara nasional," kata Sandi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement