REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Para pemimpin aliansi oposisi moderat kanan Swedia pada Rabu (12/9) mendesak perdana menteri Swedia untuk mengundurkan diri. Langkah tersebut diperlukan untuk menyelesaikan kebuntuan politik pascapemilihan Ahad lalu.
Bangkitnya kaum ekstrem kanan Sweden Democrats yang dijauhi oleh blok penguasa dan oposisi membuat moderat kanan dan kiri memiliki peluang yang sama untuk membentuk pemerintahan. Aliansi telah menolak undangan informal dari perdana menteri saat ini, Stefan Lofven, untuk mendukung pemerintah yang dipimpin Social Democrat.
"Kami ingin membangun sebuah pemerintahan aliansi dengan dukungan dari seluruh bagian politik," ujar para pemimpin partai aliansi oposisi dalam sebuah artikel yang ditandatangani di harian Dagens Nyheter.
Mereka mengatakan Swedia membutuhkan kebijakan ekonomi yang stabil dan reformasi politik jangka panjang. Untuk mencapai hal itu maka dibutuhkan dukungan parlemen yang luas. Partai Social Democrat, yang telah mendominasi politik Swedia selama 100 tahun, menolak berkomentar. Tetapi para analis mengatakan tidak ada indikasi bahwa Lofven akan melakukan apa pun selain menolak tawaran itu.
Blok penguasa moderat kiri yang terdiri dari tiga partai memperoleh 40,6 persen suara dalam pemilihan ini. Mereka unggul tipis dari aliansi oposisi moderat kanan yang memperoleh 40,3 persen. Blok moderat kiri terdiri dari partai Social Democrats, Greens dan Left Party. Blok itu memperoleh 144 kursi di 349 kursi parlemen.
Sedangkan aliansi oposisi memperoleh 142 kursi. Partai Sweden Democrats, sebuah partai dengan akar golongan pinggir supremasi kulit putih, memenangkan 17,6 persen dan 63 kursi. Angka itu naik dari 12,9 persen dan 49 kursi di pemilihan terakhir empat tahun lalu. Hal itu merupakan kenaikan terbesar oleh partai manapun di parlemen Swedia, Riksdag. Tetapi semua partai arus utama telah mengesampingkan untuk bernegosiasi dengan partai yang berakar neo-Nazi, itu.
Sejauh ini belum ada tanda-tanda kompromi di pihak manapun. Pemimpin Sweden Democrats Jimmie Akesson, telah berjanji untuk menjatuhkan pemerintah yang tidak memberinya pengaruh terhadap kebijakan, khususnya imigrasi.
Lofven adalah pemimpin blok penguasa Swedia. Tetapi Aliansi berpendapat bahwa ia memiliki peluang terbaik untuk membentuk koalisi yang layak karena blok moderat kiri mencakup Left Party, yang hampir dipastikan akan dikecualikan dari pemerintahan mendatang.