Sabtu 15 Sep 2018 17:20 WIB

Kapitra Minta Ijtima' Ulama II Dibatalkan, Ini Alasannya

Ijtima' GNPF Ulama II akan digelar pada Ahad besok.

Rep: Antara, Ali Mansur/ Red: Andri Saubani
Kapitra Ampera
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Kapitra Ampera

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Presidium Aksi Bela Islam, Kapitra Ampera meminta Ijtima' Ulama II dibatalkan jika isi rekomendasi Ijtima Ulama II tidak mengindahkan rekomendasi Ijtima' Ulama I dan malah bermuatan politik praktis. Dari informasi yang diperoleh Kapitra, Ijtima' Ulama II akan mendeklarasikan dukungan kepada bakal capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019.

"Saya minta batalkan Ijtima' Ulama II kalau cuma mau dukung Prabowo-Sandi dengan kontrak politik. Antum pasti kecewa," kata Kapitra dalam konferensi pers, di Jakarta, Sabtu (15/9).

Menurut dia, jika Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama berkomitmen pada isi rekomendasi Ijtima' Ulama I, maka seharusnya ulama yang menjadi capres atau cawapres. Namun, yang terjadi, Sandiaga Uno yang dijadikan bakal cawapres mendampingi Prabowo padahal Sandi merupakan pengusaha dan politisi. Pihaknya pun heran dengan keputusan Ijtima Ulama II yang mendukung Prabowo-Sandi.

"Ijtima' Ulama I merekomendasi cawapresnya Prabowo dari ulama. Tapi ini diabaikan, ijtima' dikhianati. Nama Sandi tidak masuk dalam rekomendasi itu. Kalau Ijtima' Ulama II cuma bela Prabowo dan Sandi, berarti kita cuma terpolarisasi untuk kepentingan politik tertentu. Kembali ke Ijtima' Ulama I, bahwa ulama harus jadi wapres," kata politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ini.