Sabtu 15 Sep 2018 23:21 WIB

Kezia Warouw Baca Puisi di Pementasan Sipakainga

Kezia butuh waktu sepekan untuk mempersiapkan diri membaca puisi

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Puteri Indonesia 2016 Kezia Roslin Cikita Warouw saat berkunjung ke Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Senin (27/3).
Foto: Republika/ Raisan Al Farisi
Puteri Indonesia 2016 Kezia Roslin Cikita Warouw saat berkunjung ke Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Senin (27/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Putri Indonesia 2016 Kezia Warouw membacakan dua puisi di sebuah pementasan bertajuk “ Sipakainga” di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Sabtu (15/9).  Pementasan ini mengangkat budaya adat istiadat dari daerah Sulawesi Selatan, Makassar, Bugis, dan Toraja tentang filosofi kehidupan manusia, mulai dari lahir hingga mati.

Puisi pertama yang dibawakan berjudul Sukmaku di Tanah Makassar oleh Asia Ramli Prapanca. Penampilan kedua, Kezia membawakan Syair Kematian dari Tanah Toraja.

Kezia mengatakan Sukmaku di Tanah Makassar bercerita tentang orang Makassar yang merantau. Orang tersebut kemudian merindukan tanah kelahirannya.

Sementara itu Syair Kematian bercerita tentang orang yang bergembira pada saat berduka.

“Dalam suasana berduka, tuan rumah bergembira. Karena memang ada saat-saat berkabung, ada juga saat bergembira saat orang yang mereka sayang meninggalkan mereka,” ujar Kezia di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Sabtu (15/9).

Kezia memerlukan persiapan selama sepekan untuk tampil membacakan puisi. Sebelum tampil, Kezia juga sempat menemukan kesulitan dalam membaca kedua puisi itu.

“Kesulitannya ada beberapa kata yang tidak dimengerti. Sewaktu ditanya ternyata itu adalah nama alat musik. Selain itu, cara mood membawakan (puisinya) seperti apa,” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement