Senin 24 Sep 2018 16:41 WIB

Parade Militer Diserang, Garda Iran Duga Mossad Terlibat

Setidaknya 12 personel Garda Revolusi Iran tewas.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Suasana pasca penyerangan bersenjata terhadap massa sipil dan militer pada acara parade militer peringatan Perang Iran-Irak di Ahvaz, Iran, Sabtu (22/9)
Foto: Fatemeh Rahimavian/Fars News Agency via A
Suasana pasca penyerangan bersenjata terhadap massa sipil dan militer pada acara parade militer peringatan Perang Iran-Irak di Ahvaz, Iran, Sabtu (22/9)

REPUBLIKA.CO.ID,  TEHERAN -- Wakil Kepala Garda Revolusi Iran Hossein Salami memperingatkan AS dan Israel untuk bersiap menghadapi pembalasan Iran. Teheran menuduh AS dan Israel terlibat dalam serangan pada parade militer di Kota Ahvaz yang menewaskan 25 orang.

"Anda telah melihat pembalasan dendam kami sebelumnya, Anda akan melihat respons kami yang akan menghancur dan Anda akan menyesali apa yang telah Anda perbuat," kata Salami dalam pidato sebelum pemakaman korban Ahvaz, Senin (24/9).

Sebelumnya Garda Revolusi juga telah bersumpah untuk membalas pelaku serangan. Juru bicara pasukan elite Iran Abolfazi Shekarchi mengatakan, pelaku serangan diketahui bukan Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Shekarchi yakin serang tersebut ada hubungannya dengan AS dan badan intelijen Israel, Mossaad.  Shekarchi mengatakan, siapa yang berada di balik serangan tersebut akan menghadapi pembalasan yang mematikan dan tanpa ampun. 

Kantor berita Iran IRNA menyatakan, pelaku serangan tersebut dilatih dan diatur oleh dua negara Teluk.

Akhir pekan lalu, sebuah serangan mengarah ke pejabat yang sedang menyaksikan parade tahunan menandai dimulainya perang Iran-Irak pada 1980 sampai 1988.

Baca juga, Parade Diserang, 12 Tentara Garda Revolusi Iran Tewas.

Para prajurit merangkak menghindari penembakan tersebut. Perempuan dan anak-anak menjatuhkan diri berusaha menyelamatkan nyawa mereka.

Salah satu terduga penyerangan adalah Kelompok Separatis Ahvaz. Sebuah kelompok yang terdiri dari etnis Arab yang ingin melepaskan Provinsi Khuzestan dari Iran. Tapi sampai saat ini belum ada bukti yang kuat mengarah kepada mereka.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement