Rabu 26 Sep 2018 18:38 WIB

Taufik: Tidak Ada Komitmen Politik dengan PKS Soal Wagub DKI

Politikus Gerindra membantah adanya komitmen politik dengan PKS untuk posisi Wagub.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Bayu Hermawan
Ketua DPD Partai Gerindra, Mohammad Taufik
Foto: Republika/Muhammad Ikhwanuddin
Ketua DPD Partai Gerindra, Mohammad Taufik

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Muhammad Taufik yakin, tidak ada komitmen politik antara Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terkait pengganti Sandiaga Uno, sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta. Menurutnya sebagai partai besar, PKS tidak mungkin melakukan kesepakatan politik.

"Enggak ada (komitmen politik untuk mengisi kursi wagub DKI). Masa tukar-tukaran jabatan. Ngatur negara kok ditukar-tukar, yang benar saja. PKS itu kan partai besar, enggak mungkin PKS mau menukar-nukar," ujar wakil ketua DPRD DKI itu, kepada Republika.co.id, Rabu (26/9).

Sebelumnya, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al-Jufri dan Presiden PKS Sohibul Iman pada Kamis (20/9) lalu menyambangi kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Kebayoran Baru, Jakarta. Sohibul mengungkapkan, salah satu yang dibahas dalam pertemuan, soal kursi wagub DKI yang sampai saat ini masih kosong.

"Pada intinya adalah komitmen Pak Prabowo ketika meminta kami mendukung sebagai capres, disampaikan bahwa salah satu yang diberikan kepada PKS adalah posisi wagub," kata Sohibul saat itu.

Sohibul mengaku dalam pertemuan tersebut PKS kembali menagih komitmen Prabowo terkait jatah kursi wagub DKI. Dia juga telah meminta Prabowo untuk segera membuat surat ajuan tentang pencalonan dua nama dari PKS. "Kita berharap dalam waktu dekat ini, mungkin pekan depan, surat yang ditandatangani Gerindra itu sudah ada ," ujarnya.

Terkait sikap ngotot Taufik yang ingin mengisi jabatan wagub DKI Jakarta, Sohibul menyerahkan sepenuhnya kepada internal Gerindra. Ia mempersilakan Taufik menyampaikan keinginannya kepada Prabowo. "Yang jelas Pak Prabowo sudah punya komitmen," kata Sohibul.

Hingga kini kursi wagub DKI masih kosong seusai Sandiaga Salahuddin Uno mengundurkan diri dan memutuskan maju sebagai cawapres 2019 mendampingi Prabowo. PKS dan Gerindra, sebagai pengusung Anies Baswedan dan Sandiaga di Pemilihan Gubernur DKI 2017 lalu, mengusulkan kadernya masing-masing untuk menjadi cawagub DKI.

DPP PKS mengusulkan dua nama, mantan wakil wali kota Bekasi Ahmad Syaikhu dan Sekretaris Umum DPW PKS DKI Jakarta Agung Yulianto. Sedangkan DPP Partai Gerindra belum memunculkan nama kader untuk mengisi kekosongan jabatan wagub DKI.

Kemunculan nama Taufik dalam bursa cawagub DKI belakangan ini tidak diusulkan oleh DPP Gerindra. Taufik diusulkan oleh DPD Gerindra DKI yang ketuanya dia sendiri. Selain Taufik, juga muncul satu nama lagi kader Gerindra yang diusulkan menjadi wagub DKI, yakni Rahayu Saraswati Djojohadikusumo.

Anggota Komisi VIII DPR yang biasa disapa Sara itu mengatakan, namanya diusulkan oleh dua sayap partai Gerindra, Tunas Indonesia Raya (Tidar) dan Gerakan Kristen Indonesia Raya (Gekira). Dia juga menegaskan, namanya dalam bursa cawagub DKI tidak diajukan oleh keluarganya.

Diketahui, Sara adalah anak Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Hashim Djojohadikusumo. Hashim sendiri adik Prabowo. "Ini bukan diajukan dari saya atau keluarga," kata dia saat dikonfirmasi Republika.co.id, Rabu (26/9).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement