REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gelar Seni yang merupakan agenda Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman dilaksanakan berbeda tahun ini. Gelar Seni akan diadakan selama tujuh hari dan dihelat di tujuh candi.
Sleman Kota Seribu Candi. Hal itulah yang kembali dikuatkan dengan Gelar Seni 2018. Agenda Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman itu dilaksanakan di tujuh candi selama tujuh hari nonstop.
Perhelatan Gelar Seni akan tersebar ke kawasan-kawasan candi mulai dari Kecamatan Berbah, Kecamatan Prambanan dan Kecamatan Kalasan. Pelaksanaanya akan berlangsung berturut-turut mulai 1-7 Oktober 2018.
Setiap harinya, Gelar Seni akan berlangsung mulai 19.30 sampai selesai. Gelar Seni akan dimulai pada 1 Oktober di Candi Abang, Dusun Sentonorejo, Desa Jogotirto, Kecamatan Berbah.
Gelar Seni pertama akan menampilkan materi Parade Tari Tradisional Gaya Yogyakarta oleh Sanggar Putu Kerto Sendangtirto Berbah. Selasa (2/10), Gelar Seni dihelat di Tebing Breksi.
Materi yang ditampilkan pada hari kedua adalah Pergelaran Ramayana Full Story oleh Sanggar Ngrayung Bokoharjo Prambanan. Rabu (3/10), Gelar Seni dihelat di Candi Banyunibo, Desa Bokohartjo, Kecamatan Prambanan.
Legenda Bandung Bondowoso jadi materi yang akan ditampilkan Sanggar Puri Prambanan. Kamis (4/10), Gelar Seni dihelat di Candi Sari, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan.
Sleman Gelorakan Semangat Kota tanpa Kumuh
Materinya Sendratari Brojonoto Sayemboro dari Sanggar Wayang Topeng Pedhalangan Kalasan. Lanjut, Jumat (5/10), Gelar Seni berlangsung di Candi Sambisari, Desa Purwomartani, Kecamatan Kalasan.
Hari kelima mengangkat materi Sendratari Sayemprobo Paeko dari Sanggar Magada Kalasan. Sabtu (6/10), akan dihelat di Candi Kalasan dengan materi Sendratari Babad Kalasan dari Sanggar Tharah Bhawana Tirtomartani.
Hari terakhir, Ahad (7/10), Gelar Seni akan dihelat di Candi Ijo dengan materi Tari Menak Kokarib dari Sanggar Cikrak Kina dari Prambanan. Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Sleman, Aji Wulantara, berharap banyak dari gelaran ini.
Ia menekanakn, Gelar Seni di kawasan-kawasan candi itu dimaksudkan sebagai wahan menumbuhkan aktualisasi. Sekaligus, apresiasi kepada seniman dan budayawan yang ada di kawasan-kawasan candi.
"Serta, dimaksudkan untuk mengakomodasi dan memfasilitasi daya kreasi bagi seniman dan budayawan, baik sebagai pelaku, pemerhati maupun pengamat budaya," kata Aji.