REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Kenaikan harga gas diharapkan tidak mengganggu perekonomian di Batam. PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk memastikan harga gas bumi untuk Kota Batam Kepulauan Riau pasti naik, meskipun mendapat pertentangan dari berbagai pihak.
"Harga gas pasti naik," kata Sales Area Head PGN Batam, Amin Hidayat saat mengujungi pipa PT TGI di Pulau Pemping, Kota Batam, Kamis (27/9).
Dia mengatakan belum bisa mengumumkan besaran kenaikan harga gas bumi untuk industri sebab masih menunggu keputusan pusat. PGN, kata dia akan menjalankan apa pun keputusan pemerintah mengenai harga terbaru gas bumi.
"Angkanya belum ada, kami belum mendapat petunjuk teknis," kata dia.
Amin menegaskan, berapa pun nanti keputusan pemerintah, PGN tetap berharap kenaikan harga tidak mempengaruhi perekonomian Batam.
Ia menjelaskan, penyesuaian harga disebabkan habisnya kontrak PGN dengan ConocoPhillips pada Oktober 2018. Akibat kontrak habis, maka produsen merevisi harga baru, yang hingga kini masih digodok pemerintah.
"Kami harap perubahan ini tidak mempengaruhi perekonomian batam. Kami harap Batam masih bisa kompetitif untuk menarik investor," kata dia.
Sebenarnya, kata dia, sumber gas di Batam tidak hanya dari Grisik, ConocoPhillips. Selain dari Grissik, ConocoPhillips, sumber gas untuk Batam juga dari Pertamina Jambi Merang dan Petro China Tanjung Jabung. Namun, porsi dari ConocoPhillips dominan mencapai 70 persen.
Di tempat yang sama, Humas PGN wilayah Riau dan Kepri Riza Buana mengatakan berharap penyesuaian harga gas bumi tidak terlalu berdampak bagi perekonomian Batam. Kenaikan harga gas, diharap tidak menyulitkan warga Batam.
"Di Batam sebenarnya tidak perlu khawatir, karena sumber gas untuk Batam banyak," kata dia.