REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo membantah kabar penjarahan toko pascagempa bumi di Palu. Tjahjo menjelaskan, ia berada di lokasi tersebut saat peristiwa terjadi.
Tjahjo menjelaskan, saat itu kondisi mati listrik. Bandara pun runtuh. Halaman bandara kemudian menjadi tempat pengungsi. Di lokasi itu, terdapat toko yang roboh, makanan dan minuman di toko tersebut berhamburan.
"Kemudian diambil masyarakat. Jadi bukan penjarahan," kata Tjahjo dalam siaran persnya di Jakarta, Ahad (30/9).
Tjahjo menegaskan, ia melihat langsung kejadian itu. “Saya melihat kejadian itu, halaman bandara depan kosong tidak ada yang menjaga. Demikian yang saya tahu," tambah Tjahjo.
Penjelasan ini membantah berita yang ditayangkan sebuah media online nasional. Berita itu menyebut , Mendagri mengizinkan korban gempa mengambil barang-barang di minimarket dan akan dibayar pemerintah.
"Tidak begitu berita yang ditulis media online. Saat saya meninjau masyarakat korban bencana yang dirawat di rumah sakit, mereka perlu bantuan segera," ujarnya.
Tjahjo menambahkan, sementara itu toko-toko tutup dan listrik pun padam. Dalam rapat, ia juga meminta pemda memfasilitasi makanan dan minuman untuk korban gempa.
"Beli minuman makanan di toko yang dijual, berikan dulu kepada pengungsi dan yang dirawat dirumah sakit," sambung Mendagri.
Ia lalu menegaskan agar pemda langsung mencari siapa pemilik toko dan membeli makanan tersebut. Tjahjo kembali menegaskan kondisi darurat dan listrik mati, serta bantuan baru akan masuk pada malam hari dari daerah tetangga.
"Kondisi darurat makan-minum bantuan belum masuk, toko tutup. Ya bantu masyarakat yang perlu makan minum dan saya minta langsung ke gubernur beli minuman dari toko yang tutup. Uangnya dari gotong royong, dan Mendagri ikut beli juga," ungkapnya.
Sebelumnya, sebuah media online nasional menulis pemerintah memberi izin kepada para korban untuk melakukan aksi penjarahan di sebuah toko di halaman bandara.
"Kita sudah perintahkan kepada minimarket Alfamart dan Indomaret bisa diambil barang-barangnya," ujar Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Minggu (30/9).
Keputusan tersebut dilakukan, berdasarkan kondisi di lapangan yakni sulitnya warga memperoleh bahan makanan. Tjahjo sudah memberikan kontak yang bertanggung jawab kepada manajemen minimarket. Hal senada juga disampaikan Menkopolhukam, Wiranto. Ia mengatakan, keputusan ini diambil setelah terjadi penjarahan di berbagai lokasi setelah gempa mengguncang pada Jumat (28/9).