Selasa 02 Oct 2018 12:05 WIB

Emma Stone Ungkap Perjuangannya Lawan Kecemasan

Serangan panik merupakan makanan sehari-hari Emma sedari kecil.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Indira Rezkisari
Emma Stone
Foto: EPA
Emma Stone

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Emma Stone menarik kembali tirai perjuangan seumur hidupnya melawan kecemasan. Pertama kali dia merasakan serangan panik ketika baru usia tujuh tahun dan itu masih sering terjadi hingga sekarang berusia 29 tahun.

"Setelah kelas satu sebelum saya masuk kelas dua, saya mengalami serangan panik pertama saya. Benar-benar menakutkan dan luar biasa," kata pemeran La La Land, dikutip dari E! News, Selasa (2/10).

Selama wawancara dengan Dr Harold S. Koplewicz untuk Child Mind Institute, Stone membahas tentang serangan panik pertamanya. Kondisi itu pun berulang dalam beberapa tahun ke depan.

"Saya berada di rumah seorang teman, dan tiba-tiba saya yakin rumah itu terbakar dan hancur. Saya hanya duduk di kamar tidurnya dan jelas rumah itu tidak terbakar, namun tidak ada apa-apa dalam diri saya," ujar Stone.

Kejadian semacam ini terjadi terus-menerus selama dua tahun berikutnya. Kondisi tersebut membuat artis tersebut kesulitan untuk pergi ke sekolah. Stone menjelaskan, dia pergi ke ruangan perawat setiap hari di kelas dua dan pura-pura sakit sehingga bisa menelepon ibunya dan pulang ke rumah.

Artis peraih piala Oscar itu mengalami masa yang sulit ketika terus merasakan serangan panik. Dia bahkan tidak bisa pergi ke mana-mana termasuk ke rumah temannya sendiri.

Kemudian setelah serangan panik pertama, bintang Maniac itumulai menjalani terapi dan didiagnosis dengan kecemasan umum dan gangguan panik. Namun, terapisnya, tidak pernah mengatakan kepadanya itulah yang didiagnosis dan Stone berterima kasih untuk itu. Dia menegaskan menjalani terapi ketika itu membuatnya malu.

"Saya sangat bersyukur saya tidak tahu bahwa saya memiliki gangguan. Aku ingin menjadi aktor dan tidak ada banyak aktor yang berbicara tentang serangan panik," ujar pemeran The Amazing Spider-Man.

Artis The Help ini pun memiliki satu kunci untuk kembali ketika serangan panik dan merasa terisolasi dari dunia tiba. Dia memilih menemui terapis, bermeditasi dan menjangkau teman-temannya dan orang-orang yang dicintai.

Stone mengakui, berbagi dan membuat kesalahan adalah pemicu ketakutan besar baginya. Sehingga dia menyimpan sebagian besar pengalaman itu dalam batas-batas rumahnya dan mendiskusikannya dengan keluarganya. Ketika dia sedang menjalani terapi, dia menulis sebuah buku berjudul I Am More Than My Anxiety yang bisa membantunya untuk lebih baik.

Pemeran Zombieland ini pun pernah menyinggung keberadaan buku I Am More Than My Anxiety ketika wawancara tahun 2016 dengan Rolling Stone. Dia menceritakan dalam buku itu, dia menggambar monster hijau kecil di bahunya yang berbicara di telinga tentang semua hal-hal tidak benar.

"Dan setiap kali saya mendengarkannya, itu tumbuh lebih besar. Jika saya mendengarkannya cukup, itu menghancurkan saya. Tetapi jika saya menoleh dan terus melakukan apa yang saya lakukan, biarkan itu berbicara kepada saya, tetapi jangan berikan ruang yang dibutuhkannya, kemudian menyusut dan memudar," kata Stone.

Stone juga membahas, akting dan improvisasi membantunya mengatasi kecemasan. Dia mengatakan improvisasi bersifat meditatif. Dan nyatanya kecemasan terkadang bisa membantunya dalam akting.

"Saya juga percaya ada banyak empati ketika Anda berjuang banyak secara internal. Ada kecenderungan untuk ingin memahami bagaimana orang-orang di sekitar Anda bekerja atau apa yang terjadi secara internal dengan mereka yang sangat bagus untuk karakter," kata Stone.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement