REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) kembali memberangkatkan tim bantuan kemanusian yang terdiri dari unsur medis dan non-medis. Tim berangkat menggunakan maskapai komersial melalui jalur Jakarta - Makassar dan Makassar - Mamuju kemudian ke Palu.
Relawan Medis dan Presidium MER-C, Arief Rachman mengatakan, untuk menuju Palu maka Mamuju adalah kota terdekat yang bisa dicapai menggunakan pesawat udara. Tim mengonfirmasi jalur Mamuju dan fasilitas transportasi-akomodasi yang tersedia di Mamuju.
"Ada permintaan logistik dan bahan bakar minyak (BBM) dari tim advance yang sudah berada lebih dulu di Palu, jadi selama satu hari tim berbelanja kebutuhan internal relawan dan logistik dasar utamanya air minum dan makanan untuk didistribusikan," kata Arief melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Rabu (3/10).
Ia menerangkan, secara fisik Kota Mamuju sendiri tidak mengalami dampak signifikan pascagempa. Namun, yang kurang diantisipasi adalah terjadiya krisis BBM akibat meningkatnya kebutuhan BBM. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan volume kendaraan yang melintasi jalur Makassar - Mamuju - Palu.
Sudah beberapa hari setelah gempa, seluruh SPBU di Kota Mamuju kehabisan stok terutama jenis premium dan pertamax. Admin SPBU di Mamuju menginformasikan, memiliki stok pertamax sebanyak delapan ton, tapi habis dalam waktu dua hari. Biasanya pemesanan pertamax baru dilakukan setiap tiga atau empat pekan.
"Menurut pengamatan tim, hanya jenis solar yang masih tersedia di kebanyakan SPBU, akibat meningkatnya permintaan pihak SPBU melakukan pembatasan pembelian menggunakan jerigen," ujarnya.
Arief menjelaskan, pembelian BBM dibatasi, satu mobil maksimal membeli 20 liter menggunakan jerigen. Untuk pengisian penuh langsung ke tangki dan tidak dibatasi. Tujuan pembatasan ini agar tidak ada pihak yang mengambil keuntungan saat krisis terjadi.
Tim MER-C yang sedang membantu operasional Rumah Sakit Alkhairat membutuhkan pasokan bensin yang berkelanjutan. Sampai Selasa (2/10) baru beberapa titik di Palu yang mendapatkan aliran listrik kembali. Selebihnya sangat bergantung dengan suplai listrik dari generator.
"Namun dengan lobi kekeluargaan, akhirnya pihak SPBU dan Babinsa mengizinkan pembelian bensin dua kali lipat kuota yang diberikan. Itu pun setelah mereka mengetahui bahwa bensin yang dibeli akan dibawa ke Palu untuk membantu kerja relawan," ujarnya.