Rabu 03 Oct 2018 16:48 WIB

Ratna Mengaku Bodoh Telah Membuat Cerita Khayal Penganiayaan

Ratna tidak dianiaya tetapi jalani bedah plastik yang membuat wajahnya lebam.

Rep: Umar Mukhtar, Arif Satrio Nugroho/ Red: Andri Saubani
Aktivis Kemanusiaan, Ratna Sarumpaet(tengah) memberikan keterangan kepada media terkait pemberitaan penganiyaan terhadap dirinya di kediaman Ratna Srumpaet, Jakarta, Rabu (3/10).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Aktivis Kemanusiaan, Ratna Sarumpaet(tengah) memberikan keterangan kepada media terkait pemberitaan penganiyaan terhadap dirinya di kediaman Ratna Srumpaet, Jakarta, Rabu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivis Ratna Sarumpaet menyampaikan klarifikasi terkait beredarbya kabar yang menyebut dia dianiaya dengan menggelar konferensi pers di kediamannya di Jalan Kampung Melayu Kecil V, Jakarta Selatan, Rabu (3/10). Media tidak diperkenankan mengajukan pertanyaan dalam agenda itu. Ratna menegaskan tidak ada penganiayaan terhadap dirinya.

Semua berawal dari keinginan Ratna melakukan pembedahan di wajahnya. Pada 21 September lalu, dia mendatangi rumah sakit khusus bedah untuk menemui ahli bedah plastik yang ia percayai, dokter Sidik Ruharja. Keduanya sepakat untuk melakukan operasi penyedotan lemak pada pipi kirinya.

"Tanggal 22 (September 2018) pagi, saya bangun melihat muka saya lebam-lebam. Saya tanya (kepada dokter) kenapa begini, (kata dokter) itu biasa. Apa yang saya katakan ini menyanggah adanya penganiayaan," paparnya.

Ratna kemudian beranjak pulang ke rumahnya dalam kondisi yang masih lebam. Saat itulah dia mengaku telah membuat suatu kebodohan. Sebab, ia merasa perlu membuat alasan lain soal lebam di wajahnya saat bertemu dengan keluarganya.

“Ini kebodohan yang saya tidak pernah bayangkan bisa saya lakukan di dalam hidup saya," kata Ratna.

Lantas, ia menjelaskan kepada anak-anaknya bahwa lebam di mukanya lantaran dipukuli orang. Ternyata jawaban pendeknya itu membuat keluarganya terus mengorek apa yang terjadi sebetulnya selama sepekan.

"Saya terus mengembangkan ide itu. Jadi selama sepekan lebih (kabar lebam karena pemukulan) itu ada di kalangan keluarga saya dan hanya untuk kepentingan keluarga saya. Tidak ada hubungannya dengan politik," ucap dia.

Seusai kondisi Ratna membaik, sakit kepalanya mereda, dan mulai bisa berhubungan dengan orang lain, ia masih tetap pada ceritanya dan tidak menyampaikan apa yang sebenarnya terjadi. Termasuk, saat Prabowo Subianto dan Amien Rais datang menjenguk pada Selasa (2/10) kemarin.

"Saya tetap diam dan membiarkan semua bergulir dengan cerita itu. Itu yang terjadi. Tidak ada penganiayaan. Itu hanya cerita khayalan yang entah setan mana yang berkembang pada saya. Saya tidak sanggup melihat Pak Prabowo membela saya dalam jumpa pers," bebernya.

Ratna menyadari, cerita itu jugalah yang sampai ke Politikus Partai Gerindra sekaligus Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon. Kemudian, ia juga baru tahu foto wajah lebamnya beredar di media sosial pada Selasa (2/10) kemarin.

"Kemudian hari Selasa (kemarin) foto saya sudah beredar," ungkap dia.

Spekulasi yang sejak kemarin berkembang liar di medsos membuat polisi bergerak melakukan penyelidikan. Pada hari ini, Polda Metro Jaya menggelar keterangan pers dan menjelaskan temuan berbeda.

Menurut Direktur Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Nico Afinta, pihak kepolisian tidak menemukan fakta, saksi, maupun laporan pengeroyokan yang dialami Ratna Sarumpaet di sekitar Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Jawa Barat, pada 21 September 2018. Nico membeberkan, justru polisi mendapatkan bukti Ratna menjalani operasi plastik di Rumah Sakit Bina Estetika Menteng, Jakarta Pusat, pada 21 September.

"Terdapat keterangan berbeda," kata Nico dalam konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (3/10).

Berdasarkan penyelidikan polisi, Nico menjelaskan, pada 20 September 2018, Ratna mendaftar ke RS Bina Estetika, Menteng, Jakarta. Lalu, pada 21 September 2018, Ratna teregistrasi hadir di rumah sakit kecantikan tersebut.

Menurut Nico, polisi akan mendalami dua aspek, pertama, terkait dugaan penganiayaan yang terjadi, lalu tentang benar tidaknya kabar bahwa Ratna benar-benar dipukuli. "Dua itu masih kami proses," ujar Nico.

Nico mengatakan, polisi menerima empat laporan terkait kasus dugaan pengeroyokan terhadap aktivis Ratna. Satu dari tiga laporan meminta polisi mengusut dugaan penganiayaan.

"Ada tiga laporan polisi yang masuk ke Polda Metro Jaya. Satu laporan ke Bareskrim Polri," kata Nico di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (3/10).

Menurut dia, tiga laporan berisi permintaan terhadap polisi untuk mengusut pemberitaan bohong mengenai pengeroyokan terhadap Ratna. Sementara, satu laporan lagi berisi desakan terhadap polisi untuk mengusut pelaku pemukulan terhadap Ratna.

Pihak kepolisian akan menemui Ratna Sarumpaet terkait laporan kasus dugaan penganiayaan. Nico menuturkan, Ratna akan ditemui kepolisian dalam kapasitas saksi.

"Ibu Ratna saat ini saksi karena beliau yang utama," ujar Nico.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement